Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masakan Tradisional Indonesia Terancam Punah, Mengapa?

Kompas.com - 05/02/2024, 11:17 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makanan pada dasarnya bukan hanya sebagai kebutuhan pokok hidup manusia, lebih dari itu, makanan memiliki peran mencerminkan identitas dan budaya.

Maka dari itu, jika seseorang hendak mengenal budaya suatu daerah, mereka dapat merasakan makanan tradisional yang ada di daerah tersebut.

Namun sayangnya, saat ini resep makanan tradisional di berbagai daerah di Indonesia terancam punah.

Fakta ini ditemui oleh tim Pusaka Rasa Nusantara saat melakukan penelitian mendalam seputar resep masakan tradisional ke berbagai daerah di pelosok Indonesia. Mengapa bisa terjadi?

Baca juga:

Minimnya regenerasi pemasak makanan tradisional

Ketua Tim Pusaka Rasa Nusantara, Mei Batubara menjelaskan, salah satu alasan masakan tradisional Indonenesia mulai terancam punah yaitu karena minimnya regenerasi yang dapat masak makanan tradisional.

"Saat berkunjung langsung ke daerah, kebanyakan yang  bisa membuat masakan tradisional di daerah tersebut adalah kalangan lanjut usia," kata Mei saat ditemui di Taman Ismail Marzuki dalam acara pembukaan festival Merayakan Gastronomi Indonesia, Jumat (2/2/2024).

Mei melanjutkan, minimnya literasi kalangan lanjut usia untuk meneruskan resep tradisional, ditambah kurangnya minat anak muda akan makanan tradisional membuat makanan tradisional jadi kian langka bahkan punah. 

Baca juga: Potensi Gastronomi Indonesia Dikenal Dunia, Rempah Jadi Kekuatan

Sumber daya alam semakin terbatas

Kata Mei, alam dan resep masakan tradisional Indonesia punya korelasi yang sangat erat. 

"Masyarakat di daerah, seperti di Papua, mereka melihat alam sebagai pasar, jadi mereka menjaga hutan karena sumber pangan," kata Mei.

Sementara bagi masyarakat yang merasa tidak dekat dengan alam, lanjutnya, cenderung merasa tidak perlu menjaga alam. Alhasil setiap tindakan yang dikerjakan kerap tidak mempertimbangkan dampaknya terhadap alam.

Pembuatan dodol secara tradisional di Pekan Raya Jakarta.
KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Pembuatan dodol secara tradisional di Pekan Raya Jakarta.

"Masyarakat di daerah menceritakan bahwa dulu mereka bisa mendapatkan banyak ikan dengan mudah di sungai, tetapi sekarang sudah tidak begitu," ujarnya.

Hal serupa ia temui ketika menelusuri resep rendang yang menggunakan 120 daun di Sumatera Barat. Saat ini, kata Mei, daun yang digunakan hanya tinggal 55 jenis.

Alasannya, lanjut Mei, masyarakat di sana kesulitan untuk menemukan daun-daun yan dibutuhkan di pasaran. Sementara itu, hutan tempat tumbuhnya daun tersebut lokasinya cukup jauh.

Baca juga: Apa Itu Gastronomi dan Fungsinya untuk Kuliner Indonesia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com