Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Asia, Perajin di Bali Ubah Ampas Kopi Jadi Kacamata

Kompas.com - 08/11/2023, 09:33 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kopi meninggalkan ampas. Paling sederhana, sampah ini digunakan sebagai kompos untuk menyuburkan tanah dan tanaman.

Nyatanya, ampas kopi memiliki nilai lebih dari sekadar kompos. Reza Arganata, pemilik Recgla, mengubah ampas kopi menjadi kacamata.

Ini bukan kali pertama dirinya memanfaatkan limbah. Sebelumnya, Reza pernah membuat kacamata dari papan selancar bekas.

"Waktu pandemi Covid-19 itu kan omzet menurun, kebingungan. Kebetulan, kami lagi nongkrong di kafe dan melihat banyak ampas kopi terbuang begitu saja," ujar Reza saat ditemui Kompas.com di Jakarta Coffee Week, Jumat (3/11/2023).

Lulusan desain grafis ini sudah mengulik pengolahan ampas kopi menjadi kacamata selama dua tahun.

Sejak pandemi, baru pada 2023 Recgla berhasil menciptakan kacamata fesyen dari ampas kopi.

Reza menceritakan proses mengubah ampas kopi menjadi kacamata. Mulanya, limbah kopi ini dikeringkan. Caranya ada dua, yakni memanfaatkan sinar matahari dan panas oven.

Setelah ampas kopi kering, limbah ini dicampur sedikit bahan bionatural agar lebih mudah dicetak.

Kemudian dikeringkan dan dibentuk sesuai desain. Dibengkokan dan mulai proses lanjutan lainnya.

"Dikeringkannya harus benar-benar kering. Kalau alami menggunakan matahari butuh satu minggu," kata Reza yang memulai bisnisnya di Bali.

Meskipun terbiasa membuat kacamata dari skateboard, Reza tetap menemui kesulitan di awal pembuatan kacamata ampas kopi ini.

Hal itu dikarenakan ampas kopi yang sulit mengeras, tidak seperti papan selancar yang mudah dibentuk sedari awal.

Kacamata dibuat dari 70 persen ampas kopi dan 30 persen bahan lain. Setidaknya, perlu 250 gram ampas kopi kasar untuk membuat satu buah kacamata.

Harga kacamatanya mulai dari Rp 1,4 jutaan. Bisa didesain dan diarahkan ke optik untuk keperluan mata minus.

Kacamata unik milik Reza berhasil menarik perhatian banyak selebritas. Bahkan, kacamatanya juga dipakai oleh beberapa orang pada gelaran G20 di Bali.

Baca juga:

Pertama di Asia

Kacamata dari ampas kopi milik Recgla.Kompas.com/Krisda Tiofani Kacamata dari ampas kopi milik Recgla.

Inovasi ini bukan hanya pertama di Indonesia. Menurut Reza, Recgla menjadi yang pertama membuat kacamata dari ampas kopi di Asia.

"Untuk yang mengolah ampas kopi menjadi kacamata di Asia, hanya ada kami saat ini. Saingan kami hanya ada satu di Ukraina," kata Reza sambil tertawa.

Ampas kopi ini didapatkannya dari coffee shop sekitar. Para pemilik kenal dekat Recgla, tahu persis bagaimana sampah ini akan berakhir.

"Kami mendapatkan ampas kopi gratis dari coffee shop di sekitar. Mereka juga kebingungan membuang sampah ini ke mana, jadi dikasih saja," ujar dia.

Tidak lama sejak pembuatan kacamata ampas kopi, nama mereknya berubah yang tadinya bernama cik.eye, kini dikenal Recgla.

Recgla berarti recycle glasses, sengaja dibuat untuk menggambarkan usahanya yang memanfaatkan limbah menjadi barang bernilai.

Tatakan gelas kopi dari ampas kopi milik Recgla.Kompas.com/Krisda Tiofani Tatakan gelas kopi dari ampas kopi milik Recgla.

Bukan hanya papan selancar bekas dan ampas kopi, Reza juga pernah membuat kacamata dari denim.

Inovasinya tidak akan berhenti sampai sini. Dia menyampaikan, masih banyak limbah yang seharusnya masih bisa digunakan.

Paling baru, Recgla memanfaatkan limbah yang sama, ampas kopi, tetapi mengubahnya menjadi produk berbeda berupa tatakan gelas kopi, digunakan di salah satu kafe di Bali.

Baca juga:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com