Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola kuliner Tionghoa di Indonesia, Terbagi dari China Bagian Utara dan Selatan

Kompas.com - 24/12/2020, 16:17 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pola kuliner Tionghoa di Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari karakteristik antara pengaruh kuliner di Tiongkok Selatan dan Utara.

Letak geografis yang berbeda antara orang China bagian selatan dan utara menyebabkan fisik, bahasa, budaya, dan makanannya pun berbeda.

Hal ini disampaikan oleh Dosen Sejarah Universitas Padjadjaran sekaligus sejarawan kuliner Fadly Rahman dalam Webinar “Menyingkap Isi Dapur Peranakan Tionghoa” pada Senin (21/12/2020).

Baca juga: Sejarah Beras di Indonesia, Berasal dari Pedagang China dan India

Kawasan China bagian utara beriklim cenderung kering dan dingin, menyebabkan tumbuhan padi sulit tumbuh.

Maka itu, makanan pokok di kawasan ini cenderung berbahan baku tepung dan gandum seperti mie, pangsit, dan roti.

Sebaliknya, di China bagian selatan dengan kondisi iklim yang lebih lembab dan curah hujan yang cukup, padi tumbuh lebih subur. Tidak heran di China bagian selatan beras menjadi bahan makanan pokok.

“Ada yang bilang bahwa pembudidayaan padi di Jawa juga tidak lepas dari orang Tionghoa yang petani ulung atau pekebun ulung,” terang Fadly.

Baca juga: Sejarah Angkringan dari Desa Ngerangan Klaten, Kini Populer di Yogyakarta

Beberapa makanan di Indonesia yang mendapat pengaruh dari kuliner Tionghoa seperti tahu, soto, mie, kwetiau, soun, bihun, fuyung hai, bakso, bacang, kicang, dan siomay. 

Ilustrasi wedang ronde. Dok. Shutterstock/ Rosdaniar Ilustrasi wedang ronde.

Masih ada lumpia, capcay, cakwe, bakpao, bakpia, kue keranjang, ronde, kembang tahu, kecap, dan tauco.

Beberapa nama ini secara pelafalan memang jelas mememiliki pengaruh Tionghoa.

Tak hanya pada makanan, penggunakan nama dalam tanaman di Indonesia juga mirip dengan Tiongkok seperti caisim dan cincau.

Baca juga: Sejarah Roti Gambang, Tiruan Sarapan Noni dan Tuan Belanda

 

Hal ini mengindikasikan ada kedekatan bukan hanya kuliner tapi aktivitas perkebunan dan pertaninan pada masa lalu.

Fadly menyebutkan, keidentikan orang Tionghoa sebagai petani ulung bukan hanya dalam narasi sejarah baru atau kolonial, tetapi jauh mereka sudah hadir dalam jejak pertaninan di Indonesia.

Beberapa tanaman yang dibudidayakan etnis Tionghoa yang hingga sekarang masih digunakan adalah bawang putih, kedelai, adas, pekak, kucai, lokio, lobak, pecal, caisim, kailan, lengkeng, leci, dan cincau.

Baca juga: Sejarah Oncom Khas Jawa Barat, Olahan Sisa Bahan Makanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com