Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Asry, Diterima di 8 Universitas Inggris dan Raih Beasiswa

Kompas.com - 12/12/2023, 17:15 WIB
Theresia Aprilie,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bisa diterima di universitas bergengsi yang ada di Inggris merupakan cita-cita banyak mahasiswa. Apalagi, jika bisa diterima di 8 universitas di Inggris sekaligus.

Hal inilah yang dirasakan oleh Asry Almi Kaloko, putri asal Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Saat ini dirinya tengah menempuh pendidikan Magister jurusan Hubungan Internasional di University of Birmingham.

Pada awalnya, ketertarikan Asry untuk melanjutkan studi di Inggris bermula ketika dirinya masih duduk di bangku SMP. Saat itu, dia terinspirasi ketika melihat Putri Diana dan Ratu Elizabeth yang menjadi dua tokoh pemimpin perempuan yang berpengaruh di dunia.

Baca juga: Tips Lolos Beasiswa Chevening 2024, Kuliah S2 Gratis di Inggris

Seiring berjalannya waktu, Asry melihat bahwa dari segi sejarah dan lingkungan pendidikan di sana sangat berkualitas dan membuat dirinya tertarik untuk melanjutkan studi di sana.

“Banyak sejarah-sejarah di sini, terus pendidikan S2 di Inggris cuma satu tahun berbeda dengan negara-negara lain. Kalau kita bisa satu tahun, tentunya ini jadi time management sekali ketika nanti aku pulang ke Indonesia, sudah bisa punya gelar yang sama dengan yang dua tahun,” tutur Asry dalam wawancara bersama Kompas.com, Kamis (7/12/2023).

Alasan lain yang juga dia pertimbangkan untuk menjadikan Inggris sebagai tujuan melanjutkan studinya karena rata-rata universitas di Inggris masuk ke dalam 100 universitas terbaik dunia dengan fasilitas pendidikan yang sangat mendukung.

Baca juga: Cerita Ririn, Raih Kesempatan Magang di Perusahaan Logistik Jerman

Mengambil jurusan Hubungan Internasional dan berharap bisa berkontribusi bagi Indonesia

Saat sedang menempuh kuliah S1 di semester 5, Asry mulai merasa bahwa pendidikan yang ia tempuh di jurusan Hubungan Internasional harus dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Ternyata setelah semester 5 kuliah, aku merasa enggak cukup kalau hanya mengambil S1 di HI, aku harus fokus untuk mengambil S2 lagi karena kalau hanya belajar hubungan internasional secara general antarnegara itu kurang cukup,” ujarnya.

Asry mengaku saat ini dia mengambil modul-modul yang spesifik tentang Amerika dan China, dua negara adidaya yang saat ini tengah mendominasi dunia.

Ia berharap ketika kembali ke Indonesia, nantinya dia bisa berkontribusi lewat ilmu yang telah dipelajari.

“Jadi, semoga nanti saat aku pulang ke Indonesia, ini bermanfaat kalau misalnya aku menjadi pengambil kebijakan publik di bidang Hubungan Internasional atau masuk lembaga dan kementerian di bidang ini,” ucapnya.

Apalagi, saat ini masih terbatas profesor perempuan yang bergerak di bidang Hubungan Internasional.

Baca juga: Cerita Ayah dan Anak Wisuda S2 Bersama, Raih Gelar Magister Manajemen

“Kalau enggak salah hanya ada 3 profesor Hubungan Internasional, tetapi tentunya untuk SDM anak muda Indonesia yang sangat banyak apalagi 60 persen anak muda akan menjadi pemilih di Pemilu 2024. Jadi, menurutku kita perlu lebih banyak profesor di bidang ini,” katanya.

Ia menambahkan, profesor-profesor ini juga dapat berkontribusi untuk mengangkat kepentingan-kepentingan perempuan. Misalnya, membentuk pemimpin-pemimpin perempuan, membuat kebijakan publik yang berpihak pada perempuan, dll.

Perjalanan mendaftar beasiswa hingga diterima di 8 universitas di Inggris

Asry bercerita perjalanannya untuk mendaftar beasiswa hingga diterima di 8 universitas di Inggris tidaklah mudah. Bahkan beberapa kali dia juga sempat mengalami kegagalan.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com