Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lintang, Anak Komandan Banser Dapat Beasiswa Kuliah ke Amerika

Kompas.com - 16/10/2023, 08:51 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Sumber NU Online

KOMPAS.com - Bisa kuliah sampai luar negeri, apalagi di Amerika Serikat tak pernah terbayangkan oleh Lintang Ayu Taufiqoh.

Lintang adalah alumnus Pesantren Al-Islahiyyah Mayan Kranding, Mojo, Kediri, Jawa Timur.

Ia sendiri sudah mendapat kesempatan belajar di Amerika Serikat, tepatnya di York College of Pennsylvania (YCP) melalui program pertukaran pelajar dan mahasiswa melalui program Mosma oleh Kementerian Agama (Kemenag).

Program Mosma atau MORA Overseas Student Mobility Awards salah program implementasi Kurikulum Merdeka dalam bentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Program ini berlangsung selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan. 

“Awalnya saya daftar program ini di akhir Juni 2023 untuk mencari pengalaman yang jauh lebih menantang. Lalu, dapat link pendaftaran dari grup mahasiswa prodi. Karena penasaran, akhirnya saya daftar aja dan nyari berkas-berkas penunjangnya,” ujar Lintang, dilansir dari liputan Musthofa Asrori di laman NU Online, pada Minggu (15/10/2023).

Baca juga: Kisah Kombes Pol Arnapi, Polisi yang Lulus S3 Unair IPK 3,97

Saat ini ia adalah mahasiswi Prodi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ia juga dikenal sebagai anak dari komandan Banser NU yakni Muhammad Asrofudin Budianto alias Mbah Wongso yang dulunya adalah Kasatkornas Banser tahun 1997-2000.

Gadis kelahiran Magelang ini menceritakan awal dirinya mengikuti program Mosma. Saat itu ia sempat kesulitan karena tidak mendapat dukungan dari fakultas.

“Mungkin karena ini program batch 1. Jadi, masih belum banyak yang tahu dan dikira program tidak terpercaya padahal yang menyelenggarakan Kementerian Agama,” ungkapnya.

Namun meski sempat ada kendala, kampus tetap mendukung langkahnya. Ia menjadi satu-satunya mahasiswi FSH UIN Jakarta yang lolos program Mosma LPDP Kemenag tersebut.

Baca juga: Kisah Nyoman, Lulusan Cumlaude ITB yang Lolos Beasiswa LPDP ke MIT

Cek pengumuman beasiswa di atas laut

Tetapi kendala saat mendaftar Mosma tak cuma dari kampus saja. Saat itu, ia tercatat sebagai volunteer (relawan) di Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).

“Ceritanya pas saya dalam perjalanan pengabdian di Kepulauan Natuna, masih di atas kapal Pelni, tepatnya tanggal 11 Juli saya dapat pengumuman lolos seleksi berkas. Langsung nangis antara bersyukur sama khawatir gak bisa ikut wawancara karena sedang di lokasi yang nggak proper alias susah sinyal,” kenangnya.

Lintang dalam perjalanan bertugas di Desa Sededap, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Dalam situasi masih terombang-ambing di lautan lepas itu dirinya dibantu koleganya untuk merespons pengumuman kelulusan program tersebut.

“Untungnya saya dapat support dari tim di NGO buat meluangkan waktu. Jadi, bebas tugas dari pengabdian dulu selama proses wawancara berlangsung. Dan saya benar-benar berjuang cari sinyal ke ujung pulau. Semua saya terabas mulai gerimis, suara ombak, angin pantai, hingga tidak enak badan,” tuturnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com