Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Merdeka: Penilaian Akhir Semester Bisa Berbentuk Proyek

Kompas.com - 05/12/2023, 07:01 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini sejumlah siswa Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah tengah mengikuti Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) atau Penilaian Akhir Semester (PAS).

Asesmen sumatif dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan.

Asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.

Sebagian sekolah, melaksanakan ASAS secara klasikal yakni siswa mengerjakan soal di dalam kelas. Namun adanya penerapan Kurikulum Merdeka ini membebaskan sekolah apabila mengganti ASAS dengan pembuatan proyek.

Baca juga: Biaya Kuliah S2 UI Kelas Reguler, Cek Besaran UKT dan IPI

Kreativitas anak lebih tereksplore dengan pembuatan proyek

Orangtua dari salah satu siswi Olifant School di Yogyakarta, Puspita Dewi mengatakan, anaknya saat ini duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD) dan mengikuti ASAS secara klasikal maupun pembuatan proyek.

Dewi mengatakan, sekolah anaknya menerapkan dua kurikulum. Selain kurikulum nasional juga ada Cambridge Curriculum yang mencakup mata pelajaran English, Science dan Maths.

"PAS kali ini semua mapel tidak ada (ujian). Tapi masih ada PAS untuk mata pelajaran di Cambridge Curriculum," jelas Dewi kepada Kompas.com, Senin (4/11/2023).

Sebagai orangtua, dia sebenarnya memilih PAS bisa diadakan secara klasikal (tes) maupun dengan pembuatan proyek.

Pasalnya untuk mata pelajaran seperti Matematika dan Sains tetap membutuhkan proses asesmen. Namun untuk mata pelajaran lain, lebih baik asesmen diberikan dalam bentuk proyek.

"Karena kalau proyek bisa mencakup beberapa mata pelajaran sekaligus. Kreativitas anak juga lebih bisa tereksplore," beber Dewi.

Dewi mengaku, anaknya sendiri lebih menikmati saat menjalani ASAS dalam bentuk pembuatan proyek. Sejauh ini, proyek yang diberikan guru bisa dikerjakan secara individual namun ada yang kelompok.

Baca juga: Deretan Kampus Dalam Negeri Tujuan Beasiswa LPDP, Kuliah S2-S3 Gratis

Lebih mengutamakan proses dalam pembuatan proyek siswa

Sementara itu Ketua Tim Kerja Kurikulum Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Santo Mugi Prayitno mengatakan, untuk PAS dilakukan oleh sekolah secara tatap muka baik menggunakan kertas maupun media komputer.

"Proyek dilaksanakan bukan semata mata untuk menghasilkan produk tapi lebih mengutamakan proses dalam pelaksanaan proyek. Dimana dalam proses anak belajar bekerja sama, toleransi, mengemukakan pendapat, menemukan solusi dari masalah yg dihadapi, belajar manajemen konflik yang muaranya menuju P3 yaitu Profil Pelajar Pancasila," papar Santo.

Santo menambahkan, dalam Kurikulum Merdeka, pelaksanaan PAS untuk semua mata pelajaran bisa diganti dalam bentuk pembuatan proyek.

"Tentu boleh, kalau pembelajarannya menggunakan PJBL atau Project Base Learning dengan mengingat alokasi waktu yang tersedia," ungkap Santo.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com