Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Zizi, Lulus Kuliah Usia Muda di ITB

Kompas.com - 29/11/2023, 19:06 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bisa lulus kuliah pada usia muda dari teman satu angkatan cukup membanggakan, seperti yang dialami Zivanka Nafisa Wongkaren.

Perempuan yang akrab disapa Zizi ini merupakan wisudawan termuda dengan usia 19 tahun 1 bulan. Dia berhasil menamatkan pendidikan sarjananya pada Program Studi Internasional Teknik Mesin.

Baca juga: Kisah Fachriza, Lulusan Terbaik Teknik Kimia ITB Raih IPK 3,99

Zizi bisa lulus pada usia muda karena telah menjalani program akselarasi di setiap jenjang pendidikan yang ditempuhnya.

Tak heran, Zizi berhasil menamatkan pendidikan SD hanya 5 tahun. Sementara pada bangku SMP dan SMA, dia tamatkan dalam waktu hanya 2 tahun.

Selain karena memiliki kecerdasan akademik yang tinggi dan masuk kelas akselarasi, Zizi juga mempunyai minat terhadap kerajinan origami dan menyusun mainan lego.

Hal inilah yang menjadi sebuah dorongan baginya untuk makin berkreasi dan berinovasi.

Zizi pun mengaku ingin semakin menyelami dunia robotika dan mekatronika.

"Berbekal ilmu tersebut, aku membayangkan akan bisa membuat barang apapun yang ada di benakku. Tentunya pada usia 14 tahun, prospek pekerjaan bukanlah pertimbangan utama bagi aku. Namun, akhirnya aku menjatuhkan pilihan untuk menekuni Teknik Mesin karena bidang ini memberikan wawasan bermanfaat tentang sistem mekanika. Aku bisa mengkonstruksi robot-robot sendiri yang cukup unik sesuai imajinasi," ucap Zizi dilansir dari laman ITB.

Menurut Zizi, ada banyak sekali jalur yang bisa dipilih ketika kuliah.

Meskipun mengambil Teknik Mesin, dia terdorong untuk memiliki kecakapan interdisipliner seperti mekatronika, kontrol, programming, dan AI.

Selama kuliah, Zizi mengerjakan tugas akhirnya dengan kolaborasi antara Laboratorium Dinamika FTMD ITB dengan Pusat Riset Mekatronika Cerdas LIPI BRIN.

Dia melakukan riset terkait implementasi Deep Reinforcement Learning (DRL) dalam parkir lurus mundur yang diajukan untuk kendaraan otonom.

"Selama riset ini berlangsung, aku belajar banyak hal tentang dunia AI dan reinforcement learning dalam berbagai teknis. Tugas utama aku melakukan kajian dari riset-riset terdahulu mengenai DRL dan mencoba memodifikasi dan mengimplementasikannya. Metode tersebut diterapkan ke dalam lingkungan virtual yang dipakai untuk simulasi parkir dengan ketentuan khusus," ujar Zizi.

Baca juga: Sosok Fitry, Jenderal TNI Bintang Satu Lulus S3 Cumlaude

Zizi menyebut tugas akhir (TA) sebagai representasi dari jerih payah dan kualitas seorang mahasiswa.

"Dosen-dosen pembimbing telah menganggap kita sebagai kolega yang berpengetahuan dan professional," ungkap Zizi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com