Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNS Inovasi Mesin Pencuci Peragi Kedelai yang Hemat Biaya

Kompas.com - 24/11/2023, 17:01 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu pelaku industri kecil, seperti industri tempe perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Apalagi menyangkut teknologi, industri kecil tersebut masih membutuhkan bantuan. Untuk itu, mahasiswa juga bisa hadir dan membantu pelaku industri tempe.

Seperti yang dilakukan oleh tiga mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS).

Ketiga mahasiswa UNS tersebut menciptakan mesin pencuci peragi kedelai yang ergonomis dan hemat biaya.

Baca juga: Mahasiswa KKN UNY: Seperti Ini Cara Membuat Nugget Tempe

Tentu, inovasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dalam proses produksi dan juga mampu menjaga kualitas yang dihasilkan dari proses produksi tempe.

Adapun inovasi dilakukan oleh tiga mahasiswa yakni Arief Reza Indra Saputra, Andrian Iswanto, serta Nindy Elsa Rafela.

Mereka bertiga dibimbingan oleh Dr. Eng Nugroho Agung Pambudi M, Eng. Setelah mereka mengidentifikasi proses pembuatan tempe, ditemukan kendala dan keluhan karyawan pada proses pencucian dan peragian kedelai.

Menurut Andrian, pencucian dan peragian kedelai merupakan tahapan dalam pembuatan tempe yang terletak hampir di akhir pemrosesan pembuatan tempe.

"Sebagaimana informasi yang didapat dari Subandi selaku pemilik UD. Tempe 85, dalam satu kali pencucian kedelai membutuhkan waktu 15 menit untuk kapasitas bak 30 kg dengan pencucian berulang 7 sampai 8 kali," ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/11/2023).

Sedangkan proses peragian membutuhkan waktu 2 sampai 3 jam. Tentunya dengan manajemen produksi tersebut kurang ergonomis.

Untuk itu, tim menindak lanjuti dengan menawarkan rancangan mesin sesuai dengan permasalahan pada mitra dan menetapkan UD. Tempe 85 yang terletak di Bantulan RT 05, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali sebagai mitra PKM-PI tim.

Baca juga: 2 Dosen UNS Raih Anugerah dari Kemendikbud di Bidang Ini

Dijelaskan, usaha itu masih menggunakan cara konvensional dalam tahap proses pencucian dan peragian kedelai.

Yakni mengaduk dengan menggunakan tangan dengan posisi bekerja karyawan membungkuk yang menimbulkan dampak buruk pada tingkat ergonomi pekerja.

Para mahasiswa selanjutnya melakukan penyediaan barang dan pabrikasi mesin yang berfungsi untuk meningkatkan efektivitas pencucian peragian dengan mesin pencuci peragi kedelai.

"Mesin ini mampu meningkatkan efektivitas 2 kali lipat, serta meningkatkan kondisi nyaman bekerja karyawan," kata dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com