Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN-UNS Resmikan PKR Fermentasi Tradisional, Ini Tujuannya

Kompas.com - 05/11/2023, 09:02 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber BRIN

KOMPAS.com - Sejak dulu, masyarakat di Indonesia sudah menerapkan teknologi meski masih secara sederhana. Salah satunya teknologi fermentasi.

Teknologi ini digunakan untuk pembuatan makanan tradisional. Untuk itu, kekayaan tradisional tersebut harus dilestarikan.

Terkait hal itu, untuk mempertahankan dan mengantisipasi kepunahan kekayaan tradisional tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Universitas Sebelas Maret (UNS) membentuk Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Fermentasi Tradisional.

Menurut Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) BRIN Iman Hidayat, PKR ini merupakan wujud kerja sama BRIN melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN, Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN.

Baca juga: BRIN Sukseskan Program Magang MBKM Universitas Tanjungpura Pontianak

Juga dengan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (FP UNS) dan melibatkan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

"PKR ini memiliki peran yang sangat strategis untuk mencegah ancaman kepunahan kekayaan tradisional," ujar Iman saat meresmikan PKR tersebut di UNS, Rabu (1/11/2023), seperti dilansir dari laman BRIN.

"Untuk itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan melibatkan akademisi," imbuh Iman.

Maka dari itu, ia berharap agar PKR ini menjadi sarana kolaborasi untuk semua stakeholder, untuk saling mendukung pada satu ketertarikan minat bidang yang sama.

Adapun manfaatnya ialah untuk mendorong capacity building mahasiswa, PKR dapat menjadi enabler untuk mengakses berbagai program BRIN seperti beasiswa BARISTA, Degree by Research (DBR), Post-Doctoral, Visiting Researcher, perekrutan menjadi asisten peneliti, maupun ASN di BRIN.

Sementara Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN Ajeng Arum Sari dalam kesempatan yang sama menekankan bahwa PKR merupakan kolaborasi riset antara pusat riset di BRIN dengan perguruan tinggi maupun industri.

Baca juga: BRIN Kenalkan Iptek pada Siswa SMAN 1 Pontianak

Adapun topik spesifik yang tidak bisa dilakukan oleh BRIN secara mandiri perlu dikolaborasikan agar lebih banyak output yang diperoleh dari PKR.

"Output publikasi internasional, kekayaan intelektual, kerja sama nasional maupun internasional, dan produk-produk prototype," katanya.

Ia juga mengajak PKR Fermentasi Tradisional agar aktif dalam memanfaatkan skema-skema yang ada di BRIN seperti mobilitas periset, pemanfaatan infrastruktur, dan skema pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM).

Dekan FP UNS Samanhudi berharap pembentukan PKR bisa menjadi inspirasi bagi fakultas dan prodi lain.

Selain itu, ia mendorong mahasiswa yang hadir agar memanfaatkan program-program BRIN dengan optimal agar kerja sama dan kolaborasi antar akademisi bisa terus berkembang.

"Dengan adanya MoU ini, ke depannya kerja sama dengan BRIN akan semakin berkembang ke berbagai bidang di fakultas dan pusat riset yang lain, akan memberikan dampak positif bagi kedua institusi," harap Samanhudi.

Sedangkan Ketua PKR Fermentasi Tradisional M. Zukhrufuz Zaman menyampaikan dengan adanya PKR ini maka tersedia fasilitas jejaring bagi peneliti yang memiliki kepakaran yang sama untuk mengembangkan pangan fermentasi asal Indonesia dengan segala aspek fungsional dan geodiversitasnya.

Baca juga: Cegah Polusi Udara, BRIN: Ini Pentingnya Uji Emisi Kendaraan Bermotor

"Salah satu tujuannya untuk memberikan kontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan, bangsa dan negara, sehingga mampu meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pencapaian beberapa poin sustainable development goals," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com