Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua dan Sekolah Jadi Kunci Utama Cegah dan Berantas "Bullying"

Kompas.com - 17/10/2023, 16:33 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia kembali digegerkan dengan maraknya kasus bullying yang terjadi pada kalangan siswa sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA), karena korbannya banyak yang mengalami meninggal.

Menurut Psikolog Unair Tiara Diah Sosialita, orangtua dan sekolah memegang peranan penting dalam pencegahan bullying.

Baca juga: Marak Mahasiswa Bunuh Diri, Kemendikbud Minta Kampus Lakukan Ini

Sekolah, kata dia, harus membangun budaya aman bullying pada sekolah.

Hal tersebut dapat dimulai dari hal terkecil, dengan cara intoleransi dengan tindakan bullying sekecil apapun di berbagai lapisan, baik dari petinggi dan siswa di sekolah.

Orangtua juga memegang peranan penting, agar anak terhindar dari bullying. Salah satunya dengan komunikasi dua arah.

"Memberikan ruang nyaman pada anak untuk menceritakan apa yang telah terjadi serta tidak memberikan justifikasi pada anak," kata dia dikutip dari laman Unair, Selasa (17/10/2023).

Dia menegaskan, perlu menggandeng banyak pihak untuk mencegah dan menangani bullying ini.

"Sudah bukan zamannya untuk menyalahkan satu sama lain pada permasalahan bullying dan harus membentuk kerja sama yang baik dari berbagai lapisan," ungkap dia.

Penyebab kasus bullying

Tiara menegaskan, salah satu penyebab kasus bullying adalah karena adanya kesalahan pada norma sosial yang menormalisasi kasus bullying.

Hal itu merupakan kesalahan yang fatal pada lingkungan sekolah.

Baca juga: Kemendikbud Khawatir dengan Kasus Mahasiswa Bunuh Diri

Menurut dia, tidak ada ketegasan kebijakan sekolah kepada pelaku bullying. Hal itu dapat mengakibatkan tersedianya ruang bagi pelaku untuk bebas dan tidak memberikan efek jera.

Sebaiknya, setiap sekolah dan instansi manapun harus menegakan kebijakan yang tegas dalam memberantas tindakan bullying.

Lanjut dia menyatakan, tidak adanya alur yang jelas bagi korban untuk melaporkan kasus bullying, hal itu menimbulkan rasa keraguan pada korban untuk berani mengungkapkan dan memberikan ruang nyaman untuk membagikan kejadian traumatisnya.

"Permasalahan bullying di sekolah merupakan hal yang sangat kompleks. Perlu adanya kesadaran dari pihak sekolah untuk menangani hal ini. Ditambah, adanya media sosial yang menjadi sasaran empuk untuk melakukan cyberbullying di luar sekolah," ucap dia.

Dampak bullying

Bila bullying tidak ditangani segera, lanjut dia, maka menjadi bad memories dan melekat hingga dewasa, serta berdampak pada keberlangsungan hidup.

Baca juga: 3 Faktor Anak di Bawah Umur Jadi Pelaku Bullying

"Permasalahan yang menahun ini sudah saatnya segera diberantas, hal ini akan berdampak pada generasi muda sebagai penerus bangsa kita," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com