Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: 3 Penyakit Muncul di Musim Kemarau, Termasuk DBD

Kompas.com - 09/09/2023, 21:43 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bulan September diprediksi sebagai periode puncak musim kemarau. Tentu, cuaca ekstrem pada musim kemarau menyebabkan munculnya beberapa penyakit penyerta.

Hal tersebut disampikan oleh Ira Purnamasari, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.

Ia mengatakan ada 3 penyakit yang muncul saat musim kemarau. Sehingga perlu diantisipasi siapapun termasuk para orangtua.

1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 

Menurut Ira, penyakit yang pertama adalah ISPA. Infeksi saluran pernapasan akut yang biasanya disebabkan oleh virus bisa juga disebabkan oleh bakteri.

Biasanya menyerang hidung dan tenggorokan dan menimbulkan gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, dan biasanya tidak membutuhkan perawatan medis.

“Selain itu, cuaca panas mendorong seseorang untuk mengonsumsi es berlebih sehingga berisiko mengalami sakit tenggorokan. Cuaca ekstrem juga membuat sistem imun tubuh cenderung menurun,” ujar Ira dilansir dari laman UM Surabaya.

Baca juga: Ners UM Surabaya: Jangan Lakukan 5 Hal Ini Sesudah Makan

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya ISPA adalah mengonsumsi makanan yang bergizi, rajin berolahraga, istirahat yang cukup, mengonsumsi air putih minimal 2 liter/hari, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, rajin mencuci tangan, hindari orang yang sedang batuk pilek, dan gunakan masker jika berada di tempat yang berdebu.

2. Diare

Diare juga menjadi penyakit yang biasanya menyerang di musim kemarau. Udara yang semakin kering, debu yang meningkat, terkontaminasinya air dengan bakteri e.coli, serta banyaknya lalat menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat.

Diare merupakan gangguan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan buang air besar dengan konsistensi tinja encer secara terus menerus. Pada musim kemarau kondisi air berbeda dengan musim hujan. Pada musim hujan, air lebih banyak dan mengalir, sedangkan pada musim kemarau, ketersediaan air menurun, air tidak mengalir dan konsentrasi kuman lebih meningkat.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: 5 Cara Cegah Anak Sakit saat Musim Kemarau

Sumber air orang Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari kebanyakan adalah air sungai. Dengan meningkatnya konsentrasi kuman pada air maka semakin tinggi pula paparan kuman ke tubuh. Hal ini menyebabkan kejadian diare menjadi lebih tinggi dibandingkan pada musim hujan.

“Sama seperti ISPA, pencegahan diare juga dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan, mengonsumsi air minum yang berkualitas, rajin mencuci tangan, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” imbuhnya lagi.

3. Demam berdarah

Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk penyakit di musim kemarau. Mengapa bisa? Bukankah DBD justru muncul saat musim hujan?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com