Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penutupan Festival Budayaw IV Gelar Pentas "Budayaw Raya" dan Seminar "Jalur Rempah"

Kompas.com - 06/09/2023, 11:36 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Festival Budayaw IV yang berlangsung pada 1-5 September 2023 secara resmi ditutup pada 4 September 2023 dengan menggelar pertunjukan dramaturgi “Budayaw Raya” dan seminar internasional "Jalur Rempah".

Sebagai informasi, Festival Budayaw IV merupakan hasil kerja sama antara Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek dan Pemprov Sulawesi Selatan. 

“Selama empat hari ini, kita telah menyaksikan kesenian, lokakarya pewarnaan alami, dan lokakarya kuliner dari semua delegasi, serta seminar Jalur Rempah," ungkap Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti.

"Keragaman budaya yang dikemas dalam festival ini tentu untuk hidup yang berkelanjutan,” lanjut Irini Dewi Wanti pada seremoni penutupan Festival Budayaw IV, Senin malam, 4 September 2023.

Irini mengatakan, budaya menjadi bagian penting untuk memberikan solusi terhadap masalah global, isu lingkungan, ketahanan pangan, dan kesejahteraan.

Melalui lokakarya pewarnaan alami dan kuliner, kata Irini, BIMP-EAGA telah merevitalisasi kembali wastra tradisional dan menghidupkan kembali lingkungan dengan keragaman hayati.

“Banyaknya sumber karbohidrat yang dapat dibudidayakan menjadi pilihan kita, tidak semata-mata hanya mengandalkan beras atau nasi sebagai bahan makan utama, laut kita juga memberikan sumber protein yang luar biasa,” tutur Irini.

Melalui pertunjukkan kesenian, lanjut Irini, Festival Budayaw IV menunjukkan keberagaman seni budaya yang mengajarkan kepada masyarakat di empat negara pentingnya menghormati keberagaman.

“Keberagaman sebagai negara serumpun yang memiliki persamaan seni dan budaya,” ujarnya.

Pentas “Budayaw Raya”

Ram Prapanca yang menggelar pertunjukan “Budayaw Raya” menyampaikan, pertunjukan ini menggambarkan keragaman budaya empat negara. Ia mengatakan, keragaman dan perbedaan dalam kebersamaan adalah titik pijak bagi kehidupan yang berkelanjutan.

“Keragaman bukanlah kutukan, tapi berkah bagi semua orang. Ketahuilah, kebersamaan dalam keragaman itu tidak terwujud begitu saja,” ungkapnya.

Baca juga: PKN 2023, Kemendikbud: Kenalkan Praktik Baik Kebudayaan

“Ingatlah, perbedaan akan membentangkan jarak tanpa batas. Tapi di sini, di mana-mana, setiap titik dalam perjalanan ini, kita harus mengikatkan diri dengan orang lain. Kita terpisah. Terpecah. Menyebar. Patah. Tumbuh. Hilang berganti," ujar Ram Prapanca.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com