Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bacakan Dongeng ke Anak, Mendikbud: Dampaknya Luar Biasa bagi Masa Depan Pendidikan

Kompas.com - 30/07/2023, 16:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyatakan bahwa orangtua membacakan dongeng ke anaknya itu dampaknya sangat baik.

Bahkan hal kecil itu jika dilakukan orangtua kepada anaknya yakni membacakan buku dongeng selama 30 menit setiap hari akan berdampak luar biasa bagi masa depan pendidikan di Indonesia.

Demikian diungkapkan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam acara Belajar Raya 2023 di Posbloc, Jakarta, Sabtu (29/7/2023).

Pada acara tersebut, Nadiem berdiskusi bersama Inisiator Semua Murid Semua Guru dan Najelaa Shihab. Menurut Nadiem, orangtua menjadi salah satu stake holder terpenting di dunia pendidikan.

Baca juga: Mendikbud Nadiem Apresiasi Muhadjir Terkait Sistem Zonasi di PPDB

Ada dua hal peran penting orangtua atau keluarga dalam mendidikan anaknya. Yang pertama ialah orangtua membacakan buku dongeng ke anaknya. Sedang yang kedua ialah pentingnya komunikasi antara orangtua dan anak.

"Misalnya seluruh orangtua di Indonesia membacakan buku dongeng ke anaknya 30 menit sehari terus selama 3 tahun ke depan, tidak mungkin angka literasi kita tidak naik," terangnya.

Tentu hal itu jika tanpa pada perubahan apapun di sekolah, tidak ada gerakan merdeka belajar, tidak ada perbaruan kurikulum, dan tidak ada improvement dari sekolah.

"Kalau itu terjadi dan semua orangtua membacakan pada anaknya cerita, dongeng, buku apapun tapi dengan buku yang menyenangkan pada anaknya, itu dampaknya akan luar biasa kepada masa depan pendidikan di Indonesia," tegas Menteri Nadiem.

Jadi menurut Nadiem, pendidikan itu bukan hanya di sekolah saja, tetapi di rumah juga sama pentingnya.

Sedangkan hal terpenting kedua menurut Mendikbud Ristek ialah pentingnya orangtua berkomunikasi dengan anak.

Hal itu bisa dilakukan dengan mengobrol saat makan. "Itu anak tolong diajak ngobrol, diajak diskusi, ditanyain pertanyaan-pertanyaan, menurut kamu gimana, caranya gimana ya? Gimana awan itu terjadi?," tuturnya.

"Anak saya sering sekali tanya ke saya, dan saya tidak tahu. Maka jawabnya saya tidak tahu dan ayo kita cari jawabnya bersama, misalnya kita cari di google," kata Nadiem.

Untuk itulah Nadiem Makarim mengatakan bahwa stake holder terpenting ialah orangtua. Dan itu tidak ada urusannya dengan sekolah. Tentu, saat berada di rumah anak bisa dikontrol oleh ibu dan bapak.

Baca juga: 5 Tips Membuat Bekal Sehat untuk Anak Sekolah

"Jadi saat makan itu tidak ada gadget, karena makan itu tempat kita diskusi, ngobrol dan tanya jawab apapun. Dan itu yang bisa mengasah kemampuan kritis anak," tandas Nadiem Makarim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com