KOMPAS.com - Hari raya Idul Adha bagi umat Muslim identik dengan penyembelihan hewan kurban. Tentu, banyak masyarakat yang mengonsumsi daging sapi maupun kambing.
Tapi, apakah mengonsumsi terlalu banyak daging kurban bisa memicu penyakit? Maka dari itu, masyarakat harus paham betul.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Dede Nasrullah menjelaskan terkait seseorang yang berlebihan mengonsumsi daging kurban berisiko terkena penyakit.
Menurutnya, daging adalah sumber makanan yang tinggi protein dan tinggi akan lemak. Kandungan lemak dan protein yang tinggi ini perlu diwaspadai saat memakan daging.
Baca juga: 5 Cara agar Tidak Mudah Ngantuk di Pagi Hari dari Ners UM Surabaya
"Banyak masyarakat kita mengolah daging menjadi sate, rendang, kare dan lain sebagainya. Mengonsumsi daging bagi kesehatan memiliki banyak manfaatnya terutama dalam hal pembentukan otot, meningkatkan kekebalan tubuh serta mencegah anemia," terangnya dikutip dari laman UM Surabaya, Rabu (28/6/2023).
Meski demikian, jika terlalu banyak mengonsumsi daging bisa menimbulkan beberapa risiko penyakit:
Ini dikarenakan daging sapi atau kambing tidak memiliki serat yang dapat membantu untuk melancarkan pencernaan.
Maka dari itu, jika seseorang banyak mengonsumsi daging maka seseorang bisa mengkombinasikan dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Jika terlalu banyak mengonsumsi daging yang mengandung protein hewani namun rendah serat, maka pencernaan dalam tubuh kita akan bermasalah.
"Ini dikarenakan bakteri dalam perut yang tidak cukup mendapatkan nutrisi serat tersebut," tegasnya.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: 5 Penyakit Saat Ibadah Haji dan Cara Pencegahannya
Tentu, pencernaan protein membutuhkan energi besar, dan membutuhkan air untuk membuang kelebihan nitrogen dari hasil pemecahan molekul protein di dalam usus.
Untuk risiko penyakit yang berkaitan dengan kolesterol dan lemak seperti penyakit jantung sehingga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
Jika keringat berlebih maka dapat memicu bau badan yang tidak sedap. Saat makan daging, tubuh harus mengeluarkan energi untuk mencerna dan memproses sehingga menyebabkan seseorang mudah berkeringat dan dapat memicu bau badan yang tidak sedap.
Hal ini diakibatkan semua energi dikeluarkan untuk mencerna makanan yang banyak mengandung daging, selain itu daging sapi mengandung triptofan yang tinggi sehingga jika mengonsumsi terlalu banyak, badan akan terasa lelah dan akan memunculkan rasa kantuk setelah makan.
Dalam beberapa kasus pengelolaan daging dapat membentuk senyawa karsinogenik seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
"HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging, sehingga meningkatkan resiko kanker," ungkap dia.
Protein yang berlebih dikarenakan mengonsumsi daging dapat mempengaruhi ginjal karena senyawa purin dari daging dapat membentuk asam urat yang dapat meningkatkan risiko batu ginjal.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: 5 Cara Alami Mengatasi Sakit Perut Saat Haid
Dengan mengonsumsi daging yang berlebih tentu dapat meningkatkan berat badan, terutama daging yang masih mengandung banyak lemak di setiap potongannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya