Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 8 Karateka "Pahlawan Cinta Kasih" yang Makamnya Jadi Ikon Kota Batu

Kompas.com - 08/05/2023, 13:00 WIB
Nugraha Perdana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Sebanyak 202 karateka muda, mulai anak-anak hingga karateka dewasa dari Perguruan Karate Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do Indonesia mendatangi Makam Delapan Karateka Pahlawan Cinta Kasih di Kota Batu, Jawa Timur pada Minggu (7/5/2023).

Kegiatan itu diikuti oleh perwakilan karateka dari seluruh Indonesia, seperti dari Kalimantan Selatan, Semarang, Tulungagung, Solo, Surabaya, Mojokerto dan lainnya.

Wadah generasi muda kuat fisik bermental baik

Perguruan Karate Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do Indonesia yang berpusat di Kota Batu, Jawa Timur telah menyebar ke seluruh daerah di 19 provinsi Indonesia dengan 120 Dojo (tempat latihan) dan 700-800 anggota aktif.

Baca juga: Kisah Mukti, Usia 25 Tahun Lulus S3 Cumlaude dengan IPK 4

Pimpinan Pusat Perguruan Karate Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do Indonesia, Liliana Herawati mengatakan, kedatangan para karakteka ini dalam rangka memperingati berdirinya perguruan tersebut ke 56 tahun atau sudah ada sejak 7 Mei 1967.

Pemerintah Kota Batu juga telah meresmikan makam tersebut sebagai ikon pada tahun 2022 lalu. Bahkan, sejak puluhan tahun di jalan sekitar makam dengan permukiman warga dinamai dengan Gang Karate.

"Harapan ke depan, tetap bisa membina generasi muda bangsa Indonesia menjadi generasi muda yang berkepribadian baik, bermental baik, berhati nurani. Tidak hanya kuat di fisik tetapi mempunyai hati nurani yang bagus, mempunyai mental baja juga sehingga harapannya menjadi manusia Indonesia lebih baik ke depannya," katanya.

Kisah pilu 

Terdapat kisah pilu dari 8 karateka yang dimakamkan dalam satu lubang makam berdasarkan keterangan yang tertulis di prasasti yang dipajang.

Delapan orang karateka itu yakni Rudy Sono, Joe Tjie Tjoen, Juli S, P. Welly Chandra, Poo Tjie Kiong, Tan Joe Toeng, Bambang Winarto dan Bambang Wijaya.

Baca juga: Menguak Kebenaran Sejarah G-30-S dari 4 Buku

Mereka hanyut terbawa ombak ke tengah laut dalam usaha untuk menolong rekannya yang tanpa sengaja terseret. Peristiwa itu terjadi pada 5 September 1976 pukul 11.27 WIB di Pantai Pasir Putih, Ngliyep, Kabupaten Malang.

"Kejadian waktu itu rombongan dari Surabaya lebih dari 100 orang mengadakan acara Gashuku (latihan bersama sekaligus rekreasi). Jadi saat itu yang hadir bukan hanya warga karate saja tapi mereka juga mengajak keluarganya," kata Pimpinan Pusat Perguruan Karate Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do Indonesia, Liliana Herawati pada Minggu (7/5/2023).

Dalam satu lubang makam, terdapat makam dari pimpinan pusat perguruan tersebut yakni Shihan Nardi T. Nirwanto S.A. Atau, jumlahnya total terdapat 9 makam. Sebelum meninggal, Shihan Nardi berpesan ingin dimakamkan bersama kedelapan karateka tersebut.

Baca juga: Jadi Tradisi, Begini Sejarah Angpau Lebaran Menurut Dosen Unair

Sebagai informasi, Shihan Nardi T. Nirwanto S.A meninggal dunia di usia 70 tahun di RSUD dr Saiful Anwar Malang pada 22 September 2009.

"Bapak Nardi T. Nirwanto SA saat memakamkan 8 karateka tersebut sudah menyediakan 1 tempat kosong di ujung sebelah kanan untuk beliau ingin kalau waktunya berpulang dimakamkan bersama 8 Karateka Pahlawan Cinta Kasih," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com