“Jadikan setiap tempat sebagai sekolah. Jadikan setiap orang sebagai guru." (Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Bangsa)
KUTIPAN di atas menggambarkan bahwa pada dasarnya setiap orang dan tempat bisa menjadi hal yang sangat berguna untuk turut mencerdaskan seluruh anak di Indonesia.
Karena saat ini masih banyak anak di Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan.
Padahal bagaimanapun juga, pendidikan memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang berguna untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Selain itu, pendidikan juga berperan dalam membentuk karakter dan kepribadian individu, sehingga dapat menjadi warga negara yang baik dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Namun, dalam dunia pendidikan, terdapat berbagai tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah kurangnya akses pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi.
Hal ini dapat mengakibatkan kesenjangan pendidikan antara kelompok masyarakat yang kaya dan miskin. Selain itu, kurangnya kualitas pendidikan di beberapa daerah juga menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Bahkan, menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angka putus sekolah di Indonesia meningkat pada 2022. Hal ini terjadi di seluruh jenjang pendidikan, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
Adapun jumlah angka putus sekolah di jenjang SMA mencapai 1,38 persen pada 2022. Atau 13 dari 1.000 penduduk Indonesia putus sekolah di jenjang SMA.
Bisa dibilang, persentase siswa yang putus sekolah di jenjang SMA merupakan yang tertinggi jika dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Selain itu, persentase angka tersebut naik sebesar 0,26 persen poin dibandingkan tahun 2021, yaitu sebesar 1,12 persen.
Sedangkan persentase siswa yang putus sekolah di jenjang SMP mencapai angka 1,06 persen pada 2022. Hal ini juga meningkat 0,16 persen dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 0,90 persen.
Terakhir angka putus sekolah di jenjang SD sebesar 0,13 persen. Hal ini lebih tinggi 0,01 persen poin dibandingkan tahun 2021 sebesar 0,12 persen.
Dari besarnya persentase jumlah anak di Indonesia yang putus sekolah bisa disimpulkan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia cukup memprihatinkan.
Hal ini bahkan belum termasuk jumlah anak di Indonesia yang belum berkesempatan untuk mendapatkan pendidikan sama sekali.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya