Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unair Kasih Tips Sembuh dari Trauma Perselingkuhan

Kompas.com - 13/10/2022, 16:56 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Perselingkuhan menjadi sebuah perilaku pelanggaran komitmen terhadap pasangan, baik itu pacar maupun suami/istri.

Dalam pemaknaannya, perselingkuhan tidak hanya dikaitkan dengan aktivitas seksual, tapi mencakup aktivitas ketidakjujuran maupun penyelewengan terhadap pasangan.

Baca juga: Dua Mahasiswa Unair Jadi Pembicara di FBI karena Bongkar Kasus Ini

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Prof. Nurul Hartini menyebutkan, seberapa kecil tindakan ketidaksetiaan yang dilakukan, dapat menyebabkan dampak psikologis kepada pasangan yang diselingkuhi.

"Setiap kejadian yang tidak diinginkan dapat menimbulkan situasi stres yang secara psikologis tidak sehat. Namun sekali lagi bila dikatakan traumatis, maka kita harus mengaitkannya terhadap kualitas dan kuantitas kejadian," ungkap dia dalam keterangannya, Kamis (13/10/2022).

Untuk mengatasi kondisi-kondisi yang tidak diharapkan, Prof Nurul menyarankan untuk melakukan evaluasi diri sendiri.

Kemudian, strategi coping dapat dilakukan secara efektif.

Coping merupakan respons pikiran dan perilaku yang bertujuan untuk mengatasi konflik yang muncul akibat kejadian tersebut.

Dukungan sosial dari orang-orang terdekat, sambung dia, sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan emosional.

Baca juga: 15 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi THE WUR 2023

"Jika merasa belum membaik, maka dibutuhkan penanganan yang lebih profesional, jadi disarankan untuk melakukan konsultasi ke psikolog," ucap dia.

Penyebab perselingkuhan terjadi

Dia menyebut, banyak alasan mengapa seseorang berselingkuh, mulai dari fisik, finansial, psikologis bahkan budaya.

"Ada beberapa kelompok yang justru menganggap perselingkuhan merupakan sebuah peningkatan harga diri, sehingga perselingkuhan menjadi hal-hal yang ditoleransi meski melanggar nilai dan norma," ungkap dia.

Banyaknya penyebab perselingkuhan, tidak memastikan seluruh hubungan romantis pasti berujung pada ketidaksetiaan tersebut.

Perselingkuhan tidak akan terjadi bila kedua pihak dapat saling menjaga komitmen.

Baca juga: Tempat Pendidikan Jokowi, dari SD hingga Masuk Fakultas Kehutanan UGM

"Definisi selingkuh sendiri merupakan pelanggaran komitmen. Sehingga dibutuhkan komitmen antara keduanya," tegas dia.

Maka dari itu, jangan melakukan perilaku-perilaku berisiko melanggar komitmen.

Salah satunya adalah dengan menjalin relasi yang tidak wajar, yang mengarah pada kedekatan-kedekatan tertentu dengan lawan jenis.

Dia menyarankan untuk selalu menjadi pribadi yang teguh dalam memegang komitmen, utamanya pada hubungan yang telah diresmikan oleh ikatan suci.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Bahaya Gas Air Mata Bisa Erosi Kornea hingga Buta

"Sekali kita melanggar perselingkuhan, pastinya akan sangat sulit membangun kembali kepercayaan pasangan. Untuk itu jagalah komitmen pernikahan, agar kita dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang tidak kita ciderai dengan hal-hal yang negatif," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com