Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Trauma KDRT? Ini Cara yang Bisa Dilakukan ala Psikolog UI

Kompas.com - 12/10/2022, 08:59 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Rosdiana Setyaningrum mengaku, bila anak trauma akan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maka sebaiknya melakukan terapi.

Tak hanya anak, terapi juga bisa dilakukan oleh orangtua.

Baca juga: Psikolog: KDRT dalam Keluarga Bisa Hancurkan Psikis Anak

"Anak itu sebetulnya kalau melihat saja bisa trauma. Jadi sebenarnya harus kita handle. Kalau anaknya trauma kan harus ada penanganan tuh. Karena kalau kekerasan itu traumanya dalam dan harus ditangani sama profesional," ucap dia melansir laman Antara, Rabu (12/10/2022).

Walaupun trauma anaknya sudah ditangani, tapi KDRT terjadi lagi, maka hal itu percuma saja.

Bahkan, hal itu akan menjadi lebih parah lagi, karena dia merasa KDRT tidak bisa diberhentikan.

"Dan kalau yang diterapi cuma anaknya, nanti dia akan merasa bahwa dia adalah penyebab," tegas dia.

Anak bisa berbahaya bila tidak terapi akibat KDRT

Dia mengatakan, jika anak tidak melakukan terapi akibat trauma KDRT, maka bisa berdampak pada kehidupannya saat dewa.

Sebagai contoh, bisa mempengaruhi hubungan asmara mereka pada masa depan.

Meski begitu, kejadian tersebut tidak selalu terjadi.

Baca juga: 25 Universitas Terbaik di Dunia Versi QS WUR 2023

Itu karena, setiap orang memiliki dampak yang berbeda saat mengalami trauma KDRT.

"Jadi ini tergantung ya kalau mempengaruhi hubungan asmara mereka ketika dewasa. Karena tiap orang itu beda, jadi dampaknya beda setiap orang. Bisa jadi adik dan kakak alami hal sama, tapi dampaknya beda," jelas dia.

Psikolog dari UI, Kasandra Putranto menambahkan, anak yang melihat KDRT setiap harinya, maka bisa mengganggu fisik, mental, dan emosionalnya.

Akhirnya, anak memiliki rasa takut yang berlebihan, kecemasa, dan relasi yang buruk dengan saudara kandung maupun temannya.

Dengan begitu, sambung dia, akan berpengaruh pada prestasi anak di sekolah.

Baca juga: 5 Negara yang Penduduknya Paling Malas di Dunia, Indonesia Nomor 1

"Dan juga terbatasnya kemampuan korban solving dan cenderung sikap anak lakukan tindak kekerasan. Itu karena melihat KDRT," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com