Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa PENS Inovasi Robot Observasi Gunung Berapi

Kompas.com - 05/08/2022, 15:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Enam mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) melakukan inovasi yakni menciptakan robot observasi gunung berapi berbasis adaptive morphology.

Diciptakannya robot tersebut karena melihat bahwa Indonesia termasuk negara yang rawan bencana. Seperti gempa bumi, gunung meletus, badai, topan dan lain-lain.

Adapun robot yang bisa mendeteksi gas beracun pasca-erupsi gunung berapi tersebut turut ditampilkan dalam pameran Mahakarya Vokasi bertajuk “Vokasiland-Road to Hakteknas 2022” yang digelar di Grand City Mall Surabaya, Jawa Timur, pada 28-31 Juli 2022.

Salah seorang penggagas robot observasi gunung berapi, Haris Hidayatullah, mengungkapkan bahwa gagasan membuat robot ini bermula dari adanya risiko pasca-erupsi gunung berapi.

Baca juga: Moge Listrik Inovasi Kepala SMK Siap Pamer di Vokasiland

"Biasanya pasca-erupsi gunung berapi peneliti datang untuk mengambil sample material," ujarnya dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Selasa (2/8/2022).

Hanya saja, untuk menuju lokasi area bencana gunung berapi memiliki risiko yang besar. Pasalnya, tidak jarang pasca-erupsi sering kali memmunculkan gas beracun. "Robot ini diciptakan untuk mendeteksi gas beracun," tuturnya.

Ambil sampel material

Dijelaskan, robot ini berfungsi untuk mengambil sampel material, seperti belerang dan mengecek gas beracun di wilayah bencana. "Kami juga membuat yang ground untuk melakukan pemetaan lokasi bencana," imbuh Haris.

Sebelumnya ia bersama timnya juga melakukan riset untuk melihat kondisi di area gunung berapi. Riset itu diperlukan untuk mengetahui kondisi pasca-erupsi.

Hasil riset itulah yang lantas digunakan untuk mendesain robot. Oleh karena itu, desain robot dibuat agar bisa berjalan sesuai kondisi di pegunungan.

"Rodanya kita rancang untuk medan yang berbatu, berpasir, hingga yang berlumpur," terang Haris.

Baca juga: Tahun Ini, Peminat SMK di Jabar Meningkat

Selain itu, robot tersebut juga didesain untuk bisa naik ke puncak gunung dengan mekanisme crawling.

Adapun lama pengerjaan robot ini memakan waktu selama 2 tahun, termasuk riset hingga desain dan realisasinya.

Untuk saat ini, robot tersebut masih dikendalikan melalui remote control. Akan tetapi, ke depannya akan dikembangkan autonomous.

Masih terus dikembangkan

Melalui teknologi tersebut nantinya robot bisa mengatur sendiri wilayah yang akan diobservasi. "Untuk saat ini masih mengunakan remote yang bisa dikendalikan dari jarak 3-5 kilometer," jelas Haris.

Sedangkan keunggulan robot tersebut ialah robot dapat digunakan untuk mengobservasi gas-gas beracun dan membawa material serta bisa berjalan di wilayah gunung berapi.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi.

"Robot ini sangat membantu BPBD untuk memperoleh data awal erupsi gunung berapi dan tidak perlu ada orang yang ke sana," tutur Haris.

Ia berharap, produk inovasi mahasiwa PENS ini bisa diproduksi massal, sehingga bisa dimanfatkan masyarakat.

Baca juga: Mahasiswa Itera Inovasi Filter Air Bersih Berbahan Limbah

Hanya saja, saat ini robot tersebut masih dalam proses pengembangan. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah autonomous. "Setelah secara fungsional terpenuhi, baru kita produksi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com