Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Harga Rumah Tidak Turun? Ini Kata Ekonom Unair

Kompas.com - 09/07/2022, 12:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga rumah hampir tidak pernah turun setiap tahunnya. Justru, harga rumah semakin lama semakin meningkat. Mengapa demikian?

Ekonom Universitas Airlangga (Unair), Rossanto Dwi Handoyo memberikan tanggapan mengenai penyebab kenaikan harga rumah di Indonesia.

Baca juga: Mengapa Pelat Nomor Kendaraan Diubah Jadi Putih? Ini Penjelasan Dosen Unair

Rossanto menyampaikan bahwa rumah pada umumnya memiliki harga yang mahal. Pengeluaran untuk pembelian rumah setiap keluarga cukup besar, terutama bagi yang belum memiliki rumah.

Pengeluaran untuk rumah berkisar di angka 30-40 persen dari pendapatan rumah tangga.

“Tentunya, bagi setiap orang kenaikan harga rumah akan meningkatkan harga beli yang akhirnya berdampak terhadap daya beli rumah,” ungkapnya dilansir dari laman Unair.

Supply dan demand yang tidak match

Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair itu, kenaikan harga rumah tersebut wajar karena pasokan rumah dan tanah yang terbatas di Indonesia.

Di samping itu, jumlah penduduk semakin banyak dan pendapatan kalangan menengah semakin meningkat.

“Hal tersebut menyebabkan penawaran (supply) dan permintaan (demand) yang tidak match,” tuturnya.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

Demand yang besar dengan supply yang tidak sebesar kenaikan demand, mendorong kenaikan harga rumah secara umum. Pemerintah harus mengantisipasi kenaikan harga rumah tersebut sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Dalam BPS, komponen perubahan harga rumah memiliki bobot cukup tinggi, hampir sama dengan bobot perubahan harga pangan,” terangnya.

Lebih dulu naik daripada harga barang umum

Rossanto menuturkan bahwa kenaikan harga rumah yang tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan akan menyebabkan bagian konsumsi yang lain akan tergerus.

Untuk mengompensasi biaya rumah yang mahal, konsumsi di sektor lain akan dikurangi.

"Hal ini tentunya juga berdampak pada inflasi secara umum,” ujarnya.

Dengan kenaikan properti, produksi, dan biaya modal akan otomatis mendorong kenaikan harga barang secara umum. Kenaikan harga properti biasanya memang mendahului inflasi dan harga barang secara umum.

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com