Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raih Juara Peluncuran Satelit di AS, Mahasiswa Indonesia Dapat Rp 72 Juta dari Dubes

Kompas.com - 17/06/2022, 14:18 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani memberikan dana apresiasi kepada lima mahasiswa Indonesia yang meraih juara tiga pada ajang The American Astronautical Society Student CanSat Competition di Virgnia, Amerika Serikat.

Ajang ini merupakan kompetisi bergengsi internasional rancang, bangun dan peluncuran satelit, pada bidang kedirgantaraan (aerospace) yang diumumkan di Blackburg, Virginia, Amerika Serikat.

Tim Indonesia bernama "Bamantara EEPISAT" yang berjumlah lima orang dan berasal dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Indonesia.

Baca juga: Kursus IELTS hingga Bahasa Asing Gratis bagi Siswa dan Mahasiswa

Dubes Rosan memberikan dana apresiasi sebesar USD 5.000 atau sebesar Rp 72 juta atas prestasi para mahasiswa yang membanggakan Indonesia di kancah internasional dalam bidang peluncuran satelit tersebut.

“Selamat kepada para mahasiswa yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Semoga dengan dana apresiasi ini, para mahasiswa ini dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk turut berprestasi baik itu di bidang satelit maupun di bidang lainnya,” ujar Rosan dalam keterangannya di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C., pada Kamis (16/6/2022), dilansir dari laman Kemendikbud.

Rosan mengatakan kelima mahasiswa ini telah menunjukkan kemampuannya dalam merancang Tethered Payload dengan 3D yang mengintegrasikan beragam hardware menjadi satelit siap luncur.

“Terbukti karya satelitnya meluncur pesat ke angkasa membuat kagum para juri dari American Astronautical Society,” ujar Dubes yang merupakan mantan Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) periode 2015 – 2020.

Baca juga: Mahasiswa Butuh Modal Usaha? Ini Syarat Dapat Dana hingga Rp 20 Juta

Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Washington, D.C., Popy Rufaidah menuturkan para mahasiswa yang berasal dari Politeknik Elektronik Negeri Surabaya, Jawa Timur ini memiliki peran masing-masing sebagai tim yang solid dalam kompetisi ini.

“Mereka menunjukkan kemampuannya berdasarkan keahliannya masing-masing,” ujar Popy.

Mereka terbentuk dalam tim dengan nama Bamantara EEPISAT yang berarti Penguasa Udara dengan Satelit. Kelima mahasiswa ini adalah Zulfikar Davbi Mahendra Fasya sebagai ketua tim.

Zulfikar bertanggung jawab atas seluruh kegiatan tim dengan tugas menilai, mengawasi dan mengevaluasi kerja tim kemudian menganalisis terjadinya masalah, Selain itu, ia juga berperan membantu teknis dan non-teknis untuk menyelesaikan masalah.

Kemudian, I Made Nugi Edwika Ariwigangga mahasiswa semester empat yang berperan sebagai mekanik. Dalam tim, I Made bertugas melakukan riset material, kecepatan CanSat, serta riset kestabilan CanSat.
Selain itu, I Made juga bertugas melakukan manufaktur, perakitan, dan pengujian struktur mekanik CanSat agar sesuai dengan misi.

Selanjutnya, Piko Permata Ilham Prasetyo memiliki tugas membuat program flight software, menentukan sensor, dan microcontroller yang digunakan, serta melakukan analisa data misi.

Selanjutnya, Muhammad Aghist Fitrony yang bertanggung jawab merencanakan dan mengimplementasikan projek.

Aghist sapaannya, bertugas memastikan sistem yang dibangun oleh divisi teknis sesuai dengan persyaratan kompetisi serta integrasi sistem dari ketiga divisi teknis yaitu mekanik, hardware, dan software.

Baca juga: Mahasiswa Butuh Biaya Kuliah dan Hidup? Daftar Beasiswa Pertamina 2022

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com