Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ign Joko Dwiatmoko
Guru

Guru, Blogger dan Penulis Buku

Menjahit Kembali Luka-luka Pendidikan Setelah Covid-19

Kompas.com - 11/06/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMBELAJARAN di hampir seluruh sekolah di Indonesia sudah kembali normal, meskipun protokol kesehatan masih ketat diterapkan.

Dari pandemi yang mengancam kesehatan dan jiwa penderitanya menuju status endemi yang hanya menimbulkan penyakit mirip flu dengan penanganan jauh lebih ringan.

Namun, apakah suasana sekolah kembali normal seperti semula?

Sebagai praktisi pendidikan, penulis melihat banyak hal berubah. Ketika pembelajaran masih dengan metode PJJ (pembelajaran jarak jauh), para siswa sudah “kadung” atau terlanjur menikmati suasana rebahan, santai.

Segala pekerjaan dimudahkan dengan mengintip, memakai mesin pencari, pun dalam menjawab soal-soal. Banyak yang terbantu dan nilai terkatrol karena tidak ada pengawasan khusus.

Semua anak didik bisa mengatrol nilai dengan melakukan kerja sama ketika menggunakan gadget atau laptop dengan jaringan internet.

Ada beberapa aplikasi yang digunakan agar pembelajaran tidak membosankan, ada kecanggihan baru dengan melakukan pembelajaran lewat zoom atau gmeet.

Semakin bagus jaringan internet, maka semakin mudah interaksi pembelajarannya. Semakin canggih aplikasinya semakin memudahkan guru untuk melakukan variasi pembelajaran.

Covid-19 paling tidak telah mengubah mindset para anak didik. Banyak pertanyaan bisa dijawab dengan menggunakan bantuan mesin pencari baik lewat voice, maupun dengan mengetikkan kata kuncinya.

Kemudahan ini, menurut pengamatan penulis, cukup melenakan, karena ada ketergantungan tinggi pada gadget yang mempermudah mencari jawaban lewat internet.

Banyak anak didik yang terkaget-kaget ketika kembali ke sekolah, apalagi pada sekolah yang membatasi penggunaan gadget.

Sebelumnya ketika mengerjakan ujian di rumah, mereka bisa bekerjasama, bisa memanipulasi jawaban, bisa dengan cepat membuka rumus-rumus untuk mempermudah mencari jawaban.

Kini setelah masuk, banyak guru merasa kesulitan mengembalikan kemandirian anak didik untuk tidak terlalu tergantung dengan benda kecil tersebut.

Kalau dijumlahkan berapa juta anak yang sudah terbiasa memegang teknologi canggih tersebut. Internet sudah menjadi dunia baru.

Bahkan kadang saking boomingnya orang-orang terdekat lebih memilih berkomunikasi lewat internet daripada berhadapan langsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com