Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Unair: 3 Hal Perlu Disiapkan Pelaku Usaha Jelang Lebaran 2022

Kompas.com - 02/04/2022, 09:48 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini, banyak yang merespons terkait adanya kebijakan pelarangan truk atau mobil barang yang over load over dimension (ODOL).

Namun beberapa pihak mengkhawatirkan kebutuhan pokok akan naik lantaran berkaitan pada jasa logistik. Terlebih jelang Lebaran 2022 ini.

Akan tetapi, Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Rossanto Dwi Handoyo, SE., MSi., PhD., mengatakan sebaliknya, bahwa kebijakan ODOL tidak menghambat logistik.

Baca juga: Pertamax Naik, Pengamat Energi UGM: Sudah Tepat

"Tidak mungkin terjadi krisis kebutuhan pokok karena ODOL. Karena value per unit itu sudah diperhitungkan," ujarnya dikutip dari laman Unair, Selasa (29/3/2022).

Ia memberi contoh, biaya distribusi 12 ton akan berpengaruh terhadap harga per liter minyak goreng. "Anggaplah biaya distribusinya 500 rupiah per liter. Artinya itu semua sudah diperhitungkan," imbuhnya.

Rossanto menegaskan agar memperbanyak kuantitas sewa unit truk dan mematuhi jumlah berat yang diizinkan (JBI).

"Ini hanya perkara manajemen saja, tidak perlu disangkutpautkan pada biaya logistik meningkat lalu berdampak pada harga produk," tegasnya.

Dosen sekaligus konsultan di bidang Ekonomi Keuangan dan Perdagangan Internasional itu juga menekankan model-model ODOL harus dikurangi.

Pasalnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat membuat kebijakan pengangkutan itu juga bermuara untuk kepentingan publik.

Karena itu, ia menyebut setiap perusahaan memiliki pola ekonomi dalam jangka panjang yang bisa diperhitungkan.

Baca juga: Mahasiswa UB Inovasi Antibiotik Alternatif dari Tanaman Ini

Adapun 3 hal yang perlu disiapkan pemerintah dan pelaku usaha menjelang Lebaran 2022.

1. Memesan jasa angkutan jauh hari

Pada saat menjelang puasa dan lebaran biasanya permintaan pasar meningkat. Menurutnya, itu bukan serta merta, tapi momen tersebut sudah bisa diprediksi jauh-jauh hari.

"Misal saja setiap bulan membutuhkan 100 kali pengiriman, bisa jadi saat puasa menjadi 150 kali pengiriman," tuturnya.

Permintaan naik bukan berarti naiknya muatan, perencanaan distribusi harus matang. Ketika produksi ada kenaikan tentunya juga berpengaruh pada distribusi logistik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com