Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Bioinfromatika Jadi Jurusan Masa Depan

Kompas.com - 26/03/2022, 11:33 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Jurusan ilmu Bioinformatika dapat menjadi salah satu program studi (prosi) yang menjajikan di masa depan. Hal ini tidak terlepas dari Revolusi Industri 5.0 yang mencoba menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi digital, kemajuan ekonomi paralel dengan penyelesaian masalah sosial.

Hal ini disampaikan Arli Aditya Parikesit, Wakil Rektor II untuk Riset dan Kolaborasi Industri dari Indonesia International Institute for Life Science (i3L) melalui rilis resmi yang diterima Kompas.com (25/3/2022).

Arli menyatakan Bioinformatika sendiri merupakan penerapan sains data (data science) di bidang biologi atau biosains yang menjadi aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi.

Ilmu ini merupakan ilmu baru yang yang merangkup berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika dan fisika, biologi, dan ilmu kedokteran, di mana semua saling menunjang dan saling bermanfaat satu sama lain.

“Bioinformatika diprediksi menjadi salah satu jurusan yang paling digemari di masa depan, hal ini dapat dilihat dari low supply dan high demand. Terbukti alumni jurusan Bioinformatika sangat cepat dapat kerja ataupun dapat lanjut ke jenjang S2 atau S3,” tegas Arli.

Berikut beberapa alasan mengapa prodi Bioinformatika memiliki prospek cerah di masa depan:

1. Pasar bioinformatika terus meningkat 

Bidang ilmu multidisiplin akan semakin populer karena banyak permasalahan kompleks yang membutuhkan solusi multidisiplin yang akan muncul di masa depan.

Antara tahun 2020 dan 2027 pasar bioinformatika global akan meningkat sebesar 13,4 persen setiap tahun karena institusi bisnis biologis dan klinis berusaha memberikan layanan berbasis data yang lebih efektif dan efisien.

Baca juga: Cara Cek Akreditasi Kampus dan Prodi Secara Online

2. Pengembangan obat dan vaksin modern

“Kontribusi bioinformatika saat ini sudah dapat kita rasakan, contohnya dalam penanganan pandemi COVID-19. Teknologi termutakhir seperti vaksin mRNA dan obat anti-covid seperti remdesivir (r) dikembangkan dengan bantuan ilmu bioinformatika," jelas Arli.

"Kemudian, penemuan varian baru COVID-19 seperti omicron dan delta dilakukan dengan whole genome sequencing berbasis bioinformatika. Pengembangan obat dan vaksin modern tidak dapat dilakukan tanpa bioinformatika,”jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com