Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Alasan Bioinfromatika Jadi Jurusan Masa Depan

KOMPAS.com - Jurusan ilmu Bioinformatika dapat menjadi salah satu program studi (prosi) yang menjajikan di masa depan. Hal ini tidak terlepas dari Revolusi Industri 5.0 yang mencoba menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi digital, kemajuan ekonomi paralel dengan penyelesaian masalah sosial.

Hal ini disampaikan Arli Aditya Parikesit, Wakil Rektor II untuk Riset dan Kolaborasi Industri dari Indonesia International Institute for Life Science (i3L) melalui rilis resmi yang diterima Kompas.com (25/3/2022).

Arli menyatakan Bioinformatika sendiri merupakan penerapan sains data (data science) di bidang biologi atau biosains yang menjadi aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi.

Ilmu ini merupakan ilmu baru yang yang merangkup berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika dan fisika, biologi, dan ilmu kedokteran, di mana semua saling menunjang dan saling bermanfaat satu sama lain.

“Bioinformatika diprediksi menjadi salah satu jurusan yang paling digemari di masa depan, hal ini dapat dilihat dari low supply dan high demand. Terbukti alumni jurusan Bioinformatika sangat cepat dapat kerja ataupun dapat lanjut ke jenjang S2 atau S3,” tegas Arli.

Berikut beberapa alasan mengapa prodi Bioinformatika memiliki prospek cerah di masa depan:

1. Pasar bioinformatika terus meningkat 

Bidang ilmu multidisiplin akan semakin populer karena banyak permasalahan kompleks yang membutuhkan solusi multidisiplin yang akan muncul di masa depan.

Antara tahun 2020 dan 2027 pasar bioinformatika global akan meningkat sebesar 13,4 persen setiap tahun karena institusi bisnis biologis dan klinis berusaha memberikan layanan berbasis data yang lebih efektif dan efisien.

2. Pengembangan obat dan vaksin modern

“Kontribusi bioinformatika saat ini sudah dapat kita rasakan, contohnya dalam penanganan pandemi COVID-19. Teknologi termutakhir seperti vaksin mRNA dan obat anti-covid seperti remdesivir (r) dikembangkan dengan bantuan ilmu bioinformatika," jelas Arli.

"Kemudian, penemuan varian baru COVID-19 seperti omicron dan delta dilakukan dengan whole genome sequencing berbasis bioinformatika. Pengembangan obat dan vaksin modern tidak dapat dilakukan tanpa bioinformatika,”jelasnya.

3. Pengembangan ilmu robotika berbasis biologi

Selain itu, pengembangan ilmu robotika yg berbasis pada ilmu biologi (bio-inspired robot) sangat maju.

Teknologi kesehatan/molekuler Biologi seperti Next Generation Sequencing (NGS) yang mulai banyak digunakan di Indonesia, seperti genetic testing atau analisis mikroba kulit, yang tentunya membutuhkan banyak lulusan Bioinformatika .

4. Seiring kemajuan kecerdasan buatan

Prospek kerja dari Bioinformatika sendiri sangat bagus, pengembangan kecerdasan buatan (AI) dalam ranah kesehatan akan semakin penting kedepannya.

Data rumah sakit, klinik, maupun pemerintah terkait kesehatan jumlahnya bertambah secara eksponensial, dan memerlukan pakar bioinformatika untuk mengelolanya.

Pakar bioinformatika memiliki kelebihan untuk mengelola data tersebut, karena memiliki pemahaman mengenai biosains.

5. Banyak riset terkait Bioinformatika

Selain itu, perkembangan riset-riset yang mengarah kepada bioinformatika juga banyak berkembang, seperti riset bioinformatika protein yang dilaksanakan sebagai bagian dari aktivitas riset rekayasa protein pada Laboratorium Rekayasa Protein.

Ahli analisa data omic atau pengembang peralatan lunak analisa data omic membutuhkan Bioinformatic Researcher serta Bioinformatic Software Engineer.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/03/26/113322471/5-alasan-bioinfromatika-jadi-jurusan-masa-depan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke