Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Guru Penggerak Dorong Kualitas Pendidikan Nasional

Kompas.com - 11/03/2022, 18:45 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah peserta Program Guru Penggerak (PGP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) optimistis akan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Program pelatihan selama sembilan bulan ini dinilai menjadi bekal berharga untuk menjalankan berbagai inovasi di bidang pendidikan dan pengajaran.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Dorong Kembali PTM Terbatas di Sekolah

Plt. Kepala Sekolah Dasar Negeri 26 Pemecutan Kota Denpasar, I Ketut Budi menjelaskan, di antara yang spesial dari PGP adalah materi untuk mendorong para guru menciptakan program yang berdampak dan berorientasi murid.

"Kami juga diajarkan tentang diferensiasi yang memandang murid sebagai individu unik dan berbeda dengan keragaman karakteristiknya," ucap Budi yang merupakan lulusan PGP angkatan 1 dalam Keterangannya, Jumat (11/3/2022).

Menurut Budi, PGP sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan Indonesia saat ini.

Melalui program ini, paradigma dan pola pikir guru dipertajam agar mengakar pada filosofi Ki Hadjar Dewantara yakni pendidikan dan pengajaran yang berorientasi murid.

Tiga modul dalam program Guru Penggerak mengarahkan pada penciptaan murid berkualitas secara holistik yang bukan hanya berdasarkan kemampuan akademik.

Sebagai contoh, sebelumnya prestasi murid hanya diukur dari nilai ujian nasional. Adapun anak-anak berprestasi seni, olahraga, dan lainnya cenderung terabaikan. Melalui metode diferensiasi, guru didorong menghargai perbedaan potensi murid.

"Murid akan tumbuh menjadi potensi-potensi yang sangat berbakat di bidang masing-masing, sehingga ke depan diharapkan mereka akan menjadi individu yang saling menghargai keberagaman yang kami ajarkan," jelas Budi.

Baca juga: Kuliah Disetop, Ini Kronologi Konflik Dosen SBM dengan Rektor ITB

Selain soal diferensiasi murid, PGP juga dinilai mampu mendorong para guru meningkatkan keterampilan, salah satunya adaptasi terhadap teknologi.

Di tengah cara pengajaran yang berubah total akibat pandemi Covid-19, guru-guru diajarkan berbagai platform aplikasi untuk membantu proses belajar mengajar secara daring.

Sebagai kepala sekolah, Budi berjanji bakal menerapkan beberapa perubahan di tempatnya.

Pertama, sekolahnya bakal menerapkan metode diferensiasi, di mana para guru berupaya mengembangkan kemampuan murid sesuai keunggulannya.

Kedua, pola kepemimpinan yang mendorong budaya positif, iklim kerja yang kondusif, pendekatan persuasif terhadap seseorang dengan teknik coaching, serta keterampilan sosial emosional.

Kepala sekolah, kata dia, akan menganggap guru sebagai rekan bukan bawahan. Kepala sekolah juga menjadi seorang leader yang merangkul semua aspek itu untuk menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan di satuan pendidikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com