Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Doktor UGM: Bayi Lahir Berat Rendah Berisiko Kena Diabetes dan Hipertensi

Kompas.com - 04/03/2022, 17:20 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Dalam ujian terbuka promosi doktor Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Neti Nurani,M.Kes., Sp.A (K)., mengungkapkan bahwa bayi lahir dengan berat rendah memiliki risiko metabolik yang lebih besar gangguan pada masa dewasa.

Ia mengungkapkan ada sebuah studi epidemiologi menunjukkan hubungan antara perubahan epigenetik pada awal kehidupan dan penyakit tidak menular di kemudian hari.

Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi pengaruh perubahan epigenetik dan asupan nutrisi sejak dini kehidupan sejak prenatal selama enam bulan pada bayi berat badan lahir rendah.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Lakukan Ini jika Merasa Greges

Mahasiswi S3 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM itu menjelaskannya dalam disertasinya yang berjudul "The Effect Global DNA Methylation Status at Birth and Early Life Nutrition on the growth and Nutrition Status of Low Birth Weight Infant".

Menurut Nety, dibandingkan dengan bayi berat lahir normal, bayi berat lahir rendah ditemukan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan metabolisme di masa dewasa mereka, yang meliputi:

1. hipertensi

2. diabetes tipe I

3. diabetes tipe II

4. hiperlipidemia

"Kurang gizi di kehamilan dini berkorelasi dengan berat badan lahir rendah dan risiko obesitas di masa dewasa," ujarnya dikutip dari laman UGM, Jumat (4/3/2022).

"Sementara kekurangan gizi pada akhir kehamilan mengurangi toleransi glukosa di tahun-tahun berikutnya," imbuhnya.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Yuk Mengenal Lebih Dekat Vaksin Booster

Ia melakukan penelitian pada 53 bayi berat lahir rendah dan 41 bayi berat normal dan ibunya di Maternal-Perinatal Instalasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan beberapa RS swasta di DIY pada Januari 2018 sampai Juni 2019.

 

Dalam penelitian itu diketahui terdapat perbedaan bermakna status metilasi DNA global pada lahir dengan prematur dan cukup bulan dan bayi berat normal.

"Status metilasi DNA global saat lahir tidak memengaruhi laju pertumbuhan dan status gizi pada enam bulan. Karbohidrat dan tingkat energi ASI pada 1-2 bulan memengaruhi laju pertumbuhan dan status gizi pada bayi prematur dan bayi berat normal," terangnya.

Di penelitian ini ia mengukur status metilasi global bayi yang berasal dari persentase metilasi saat lahir. Selanjutnya data untuk penilaian tren pertumbuhan dipantau setiap bulan.

Selain itu, nutrisi status asupan menyusui atau tidak. Adapun data diet ibu selama kehamilan dan laktasi diperoleh dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ).

Jenis kelamin bayi-bayi, berat lahir, kandungan lemak, dan karbohidrat dalam ASI pada usia 1-2 bulan terkait dengan berat badan yang signifikan.

Baca juga: RSA UGM: Seperti Ini Penanganan Pasien Diabetes Melitus

Sedang panjang lahir, energi, dan karbohidrat kandungan dalam ASI pada 1-2 bulan dan tinggi ibu secara signifikan terkait dengan panjang dalam rentang enam bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com