Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: 25 Persen Orangtua Siswa Usul Hentikan PTM untuk Sementara

Kompas.com - 08/02/2022, 10:26 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti melakukan survei singkat terkait persepsi orangtua tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah melonjaknya kasus omicron di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Survei berlangsung pada 4 – 6 Februari 2022 dan hanya meliputi ketiga wilayah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Hal ini searah dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mendorong evaluasi PTM di ketiga wilayah tersebut.

Survei singkat yang dilakukan atas inisiatif pribadi Retno ini menggunakan aplikasi google drive dan diikuti oleh 1209 partisipan.

Dari 1.209 partisipan survei, partisipan didominasi dari wilayah DKI Jakarta (74 persen), menyusul kemudian Jawa Barat (20 persen), Banten (4 persen) dan wilayah selain yang jumlahnya hanya 2 persen.

Baca juga: Banyak Anak Dirawat karena Omicron, IDAI: Tahan Diri PTM 100 Persen

Adapun pekerjaan responden adalah Guru/Dosen (8 persen) dan selain guru/dosen (92 persen). Sementara jenjang pendidikan anak-anak responden yang terbanyak adalah jenjang SMA/SMK/MA/SLB mencapai 71 persen, kemudian SMP/MTs/SLB 15 persen, dan SD/MI/SLB 14 persen.

“Survei singkat ini untuk mengetahui pandangan orangtua terkait kebijakan PTM 100 Persen di wilayah PPKM level 1 dan 2. Juga usulan orangtua untuk perbaikan kebijakan PTM demi melindungi dan memenuhi hak-hak anak di masa pandemi, yaitu hak hidup, hak sehat dan hak atas pendidikan. Karena setiap kebijakan pendidikan, seharusnya mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak, keselamatan anak di atas segalanya”, ujar Retno dalam keterangan tertulis.

Hasil survei singkat

Hasil survei mengungkap bahwa mayoritas orangtua dalam survei ini menyetujui kebijakan PTM 100 persen meski kasus omicron terus meningkat di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Responden yang menyetujui kebijakan PTM 100 persen berjumlah 61 persen, sedangkan yang tidak menyetujui kebijakan tersebut berjumlah 39 persen.

Baca juga: Orangtua Boleh Pilih Anak PJJ atau PTM, KPAI Apresiasi Kemendikbud

“Meskipun jumlah yang tidak menyetujui lebih kecil dari yang menyetujui kebijakan PTM 100 persen, namun Pemerintah tak boleh mengabaikan suara mereka. Kelompok ini yang harus difasilitasi “izin orangtua untuk anaknya mengikuti PTM” di semua level PPKM, karena ketika kebijakan PTM 100 persen maka izin orangtua tidak ada lagi, padahal ada 39 persen orangtua khawatir anaknya mengikuti PTM dan berharap dapat memilih serta dilayani PJJ”, urai Retno.

Adapun alasan orangtua peserta didik yang setuju dengan anaknya mengikuti PTM 100 persen meski ada lonjakan kasus covid, yaitu:

1. Anak-anak sudah jenuh PJJ dan malah sibuk dengan gadget-nya untuk memainkan game online ataupun Social Media (28 persen)

2. Anak-anak sudah terlalu lama PJJ, sehingga mengalami penurunan karena tidak efektifnya proses pembelajaran (50 persen)

3. Kalau anak-anak dan sekolah menerapkan prokes ketat, maka penularan covid-19 bisa diminimalkan (15 persen)

4. Orangtua yang bekerja sulit mendampingi anak untuk PJJ (3 persen)

5. Jawaban lainnya (4 persen)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com