Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Ristek Dorong Cepat Penggunaan Kurikulum Prototipe

Kompas.com - 18/01/2022, 10:22 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Saat berkunjung ke salah satu Sekolah Penggerak di Kota Bandung, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan kurikulum prototipe merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan perubahan dalam pengembangan karakter dan pola pikir siswa.

Melalui kurikulum prototipe, kata Mendikbud Ristek, bisa mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. 

Baca juga: Viral Sesajen Ditendang, Ini Tanggapan Pakar UGM

Lalu bisa memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

"Dengan kurikulum ini, kita ingin menciptakan perubahan pada anak yang memiliki kemampuan berkolaborasi, kemampuan berpikir kritis, belajar berdebat, dan membuat inisiatif-inisiatif sesuai dengan kebutuhannya," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (18/1/2022).

Di sisi lain, kurikulum prototipe memberi fleksibilitas dan ruang besar bagi kearifan lokal, sehingga setiap satuan pendidikan dapat menunjukkan karakter dan keunikannya masing-masing.

"Ini adalah kesempatan bagi Bapak/Ibu guru untuk melakukan perubahan, jadi mohon untuk tidak disia-siakan," ucap Menteri Nadiem.

Senada dengan itu, Kepala SMPN 2 Kota Bandung, Erni Kusniati menuturkan sekolahnya telah menerapkan kurikulum prototipe untuk siswa didik kelas VII.

"Kurikulum prototipe ini memberikan kemerdekaan kepada sekolah untuk menerapkan sistem pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah. Tujuan pembelajarannya diserahkan ke sekolah," urai Erni.

Melalui kurikulum ini, tutur Erni, sekolahnya mengedepankan project based learning agar bakat dan kompetensi siswanya dapat dikembangkan.

Baca juga: 20 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2022

"Kurikukum ini kami mengedepankan proyek. Anak-anak sangat antusias menyambutnya. Bahkan siswa kelas 8 dan kelas 9 yang masih menerapkan kurikulum 2013 walaupun disederhanakan mereka ingin pembelajarannya berbasis proyek karena menyenangkan," ucap dia.

Melalui kurikulum prototipe juga, tambah Erni, para siswa menjadi memiliki tantangan untuk mengembangkan karakternya hingga terbentuk profil Pelajar Pancasila.

"Anak-anak mengaku menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki banyak teman, karena mereka berkolaborasi. Itu karakter yang tumbuh pada anak," tutur dia.

Sebagai sekolah penggerak yang ditetapkan pada 30 April 2021, SMPN 2 Kota Bandung, Erni telah mengimbaskan ke sekolah-sekolah lain yang belum menerapkan kurikulum prototipe.

"Sekolah kami bersama sekolah penggerak lainnya di Kota Bandung telah mengajak sekolah lain untuk turut menerapkan kurikulum ini dan turut menjadi sekolah penggerak," ucap Erni.

Dengan menjadi sekolah penggerak, banyak tantangan yang harus dikembangkan terutama dalam hal digitalisasi sekolah.

"Para guru mau tidak mau harus sudah melek IT (Ilmu Teknologi). Sekarang teaching at the right level (mengajar sesuai kebutuhan siswa). Jadi sekolah sudah harus mengases siswanya, mengetahui gaya belajar, hobi, dan sebagainya," ungkap Erni.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Hidayat berharap lebih banyak satuan pendidikan di Kota Bandung bisa segera menjadi sekolah penggerak dan menerapkan kurikulum prototipe.

Baca juga: 15 Universitas Terbaik Indonesia Versi Webometrics 2022, 5 dari PTS

"Program ini sangat bagus. Saya ingin semua sekolah di Kota Bandung menjadi sekolah penggerak. Saat ini, di Kota Bandung sudah terdapat empat sekolah penggerak pada jenjang SD, dan sembilan sekolah pada jenjang SMP," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com