Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujud Sociopreneur, Siswa Olifant Dampingi Anak Panti Asuhan Belajar

Kompas.com - 09/12/2021, 07:27 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para siswa tidak hanya dituntut belajar untuk mengejar nilai akademik. Namun juga perlu mendapat bekal nilai-nilai yang bermanfaat bagi masa depannya.

Salah satu karakter yang ditanamkan pada siswa yakni agar bisa peduli dengan sesama. Nilai ini diwujudkan siswa SMA Olifant di Yogyakarta dengan mengadakan mentoring untuk anak-anak di Panti Asuhan Yatim Islam Putri Yogyakarta yang bersekolah di jenjang SD.

Kegiatan ini merupakan pengembangan dari nilai sociopreneur yang dikembangkan Olifant. Program bernama Little Helper ini diprakarsai dan dijalankan para siswa jenjang SMA di Olifant.

Ketua Program ini Gerard Chandra mengatakan, dia dan teman-temannya memberikan mentoring untuk pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.

Baca juga: Rektor Unair: Riset Guru Besar Harus Ditindaklanjuti Menjadi Produk

Bantu anak panti asuhan belajar

Menurut Gerard Chandra, selama masa pandemi ini para siswa tidak maksimal mendapatkan materi pembelajaran. Apalagi pada waktu itu belum ada pembelajaran tatap muka dari pemerintah untuk jenjang SD. Hal tersebut yang menggugah Gerard dan teman-teman mengadakan program tersebut.

"Melihat kondisi ini, kami berpikir kira-kira peran apa yang bisa kami berikan. Selama belajar di Olifant, kami mendapatkan materi tentang sociopreneur. Sehingga kami wujudkan melalui program Little Helper ini," kata Gerard kepada Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Gerard mengungkapkan, dalam program sociopreneur juga ditumbuhkan karakter yang dikembangkan. Antara lain adalah pemberdayaan, kesadaran sosial dan kepedulian.

Siswa SD yang ikut dalam program ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu SD kelas bawah (1-3) dan kelas atas (4-6). Mereka belajar Matematika dengan cara yg menyenangkan dan membuat anak-anak tersebut aktif mencari tahu jawaban.

"Selain itu kami juga mengenalkan bahasa Inggris kepada anak-anak untuk memperluas wawasan," imbuhnya.

Baca juga: Sandang Status PTNBH, UM Ingin Jadi Perguruan Tinggi Rujukan di Asia

Akan dilaksanakan secara berkelanjutan

Program ini dilaksanakan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. 

Selama kegiatan berlangsung, sekolah memberikan dukungan dengan menyediakan area untuk pelaksanaan mentoring.

Gerard menambahkan, program ini masih akan berlanjut dan harapannya dapat melibatkan panti asuhan yang berbeda di semester kedua.

Selain itu program Little Helper juga ingin melibatkan adik-adik kelas lainnya sehingga program ini dapat dilakukan secara berkelanjutan setelah siswa di jenjang SMA lulus.

Inisiatif siswa perlu didukung

Kepala sekolah SMA Olifant Puspita Dewi mengungkapkan, inisiatif yang bagus dari para siswa ini perlu didukung.

Baca juga: UM Surabaya Akui 4 SKS bagi Mahasiswa yang Jadi Relawan Bencana Semeru

Sebelum melaksanakan program ini, para siswa mengajukan proposal dengan mempresentasikannya kepada sekolah secara detail. Termasuk didalamnya bagaimana anak-anak bisa bekerja sama dalam tim.

"Salah satu karakter lain yang dikembangkan di sekolah adalah kolaborasi dan dari kegiatan ini. Karakter tersebut terwujud dan tidak hanya dalam satu kelas saja namun program ini dijalankan oleh siswa kelas 12 IPA dan 12 IPS melalui Program Little Helper ini," terang Puspita Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com