Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Inspiratif, Anak Kuli Bangunan Lolos SNMPTN di FMIPA UGM

Kompas.com - 24/06/2021, 21:10 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usaha tak akan mengkhianati hasil. Seperti yang dirasakan Halimatus Sa’diyah, berkat ketekunan dalam belajar, berhasil mengantarkannya lolos masuk di Departemen Matematika, Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021.

Hasil ini tentu membahagiakan dan membanggakan ayahnya Zainudin yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya Siti Fatimah.

"Rasanya senang, bisa sedikit memberikan kebahagiaan untuk bapak dan ibu karena saya lolos SNMPTN dengan program KIP Kuliah, mudah-mudahan meringankan," kata Halimatus Sa’diyah seperti dikutip dari laman UGM, Kamis (24/6/2021).

Gadis asal Dusun Bringin RT 17 RW 07, Pondok Wuluh, Leces, Probolinggo, Jawa Timur ini mengaku, pendapatan ayahnya sebagai kuli bangunan, tidak menentu. Dia membayangkan mustahil baginya bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Baca juga: Ikut UM Undip? Kamu Bisa Gagal Jika Lakukan Hal Ini

Selalu berprestasi di setiap jenjang pendidikan

Dengan pendapatan Rp 65.000 per hari atau rata-rata Rp 1.950.000 rupiah per bulan sangat tidak mencukupi untuk menanggung kehidupan 4 anggota keluarga di rumah.

"Belum lagi bapak sekarang berumur 54 tahun dan mengidap penyakit liver sejak usia 35 tahun dan membutuhkan obat jalan. Tapi bapak tak putus semangat untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga," ungkapnya.

Halimatus Sa’diyah dan keluarga hidup dengan sangat sederhana. Meski hidup dengan keterbatasan ekonomi, memecut semangat Halimatus Sa’diyah untuk selalu berprestasi di setiap jenjang pendidikan.

Dara kelahiran Probolinggo, 27 April 2003 ini lulus dari SDN 1 Pondok Wuluh tahun 2015, SMPN 1 Leces Excellent Class tahun 2018 dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang, Cambridge International School ID 113 tahun 2021.

Baca juga: Kompasfest Goes To Campus: Mahasiswa Bisa Bersinar dengan Minatnya

Ia mengaku menempuh pendidikan SD normal selama 6 tahun dan di setiap akhir semester selalu mendapat rangking 1.  Berlanjut jenjang SMP, ia tempuh normal selama 3 tahun dan di setiap akhir semester juga selalu mendapat ranking 1 dan 2.

Semasa SMP, ia mengikuti ekstrakurikuler Pramuka dan sempat mengikuti OSN Matematika serta pernah menjadi Duta Adiwiyata Mandiri Nasional.

"Pengalaman olimpiade sebenarnya sudah saya rintis semenjak kelas 7-9 SMP tetapi belum mendapatkan medali. Di SMP ini saya juga menambah kegiatan organisasi dengan menjadi anggota Remaja Masjid sebagai sekretaris," urainya.

Baca juga: Ini Persiapan Madrasah Ikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Aktif berorganisasi

Saat duduk di bangku SMA, Halimatus mencoba pengalaman yang sangat berbeda. Saat menempuh pendidikan SMA, ia memilih di pondok pesantren Darul Ulum Jombang.

Di jenjang pendidikan SMA inilah, menurutnya, lingkup pertemanan dan saingan yang semula hanya 1 kecamatan menjadi se-Indonesia. Tingkat persaingan pun menjadi semakin ketat.

"Alhamdulillah di setiap semester, saya tetap bisa mempertahankan ranking 1 dan 2 serta pararel 5 dari 354 siswa di akhir wisuda," tandasnya.

Dia juga mendapatkan pengalaman organisasi Science And Social Olympiad Nasional (SSO) sebagai koordinator soal Fisika dan IPA terpadu selama 2 tahun berturut-turut di SMA Darul U’lum 2. Halimatus juga memiliki pengalaman sebagai koordinator umum di Asrama Al-Kautsar selama 1 tahun di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.

Baca juga: Daftar Lengkap Statistik Nilai UTBK SBMPTN 2021 Per Kelompok

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com