Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Bayi Baru Lahir Harus Menangis Menurut Ahli RSTK Airlangga

Kompas.com - 12/05/2021, 10:32 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bayi baru lahir sangat penting untuk menangis. Dengan menangis, juga merupakan pertanda baik bahwa paru-parunya bekerja dan hal ini dapat membantunya bernapas.

Masa transisi pernafasan pada janin dan saat dilahirkan ini juga termasuk dalam fase kegawatdaruratan pada bayi.

Dalam proses persalinan, penting tenaga medis untuk memastikan bayi bisa menangis dan proses pernafasannya berjalan dengan baik.

Dalam acara Ngobrol Santai dengan Ahlinya yang diadakan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) membahas mengenai kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.

Baca juga: PT HUFA Buka Lowongan Kerja Lulusan SMK/D3-S1, Cek Syaratnya

Pentingnya menangis pada bayi baru lahir

Sebagai pembicara, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) Setya Dewi Lusyanti menyampaikan materi tentang 'Deteksi Dini Kegawatan Tersering dan Prinsip Penaganan Awal Pada Neonatus'.

Menurut Lusy, bayi menangis mengakibatkan cairan pada paru-paru akan terdorong keluar.

"Kalau dia tidak menangis, berarti tidak ada suatu tekanan yang mendorong cairan itu keluar sehingga dia akan kesulitan bernafas," kata Lusy seperti dikutip dari laman UNAIR, Selasa (11/5/2021).

Pertolongan bernafas pada satu menit pertama

Hampir semua bayi baru lahir perlu suatu pertolongan agar bayi tersebut bernafas. Hal ini harus harus dilakukan dalam satu menit pertama.

Oleh sebab itu setiap persalinan, Kementerian Kesehatan tidak memperbolehkan seorang bidan menangani ibu dan bayi secara bergantian.

"Jadi harus ada yang mengambil bayi dan menolong bayi bila dia perlu, si bidan tetep berada di samping ibunya," urai Lussy.

Baca juga: Telanjur Mudik? Epidemiolog UGM Sarankan 3 Hal Ini

Penggunaan paru-paru

Menurutnya, kegawatan pada bayi baru lahir atau neonatus bisa bermacam-macam. Salah satunya yaitu terkait pernafasan.

Lusy menerangkan, janin dan bayi yang baru dilahirkan memiliki perbedaan dalam penggunaan paru-paru sebagai alat pernafasan.

Janin hanya menggunakan paru-parunya dengan kapasitas 10 persen untuk membantunya bernafas.

Pertukaran oksigen dan karbondioksida pada janin sebagai bagian dari proses pernafasan, terjadi pada plasenta.

"Sehingga dia mendapatkan oksigen dan CO2 (karbondioksida), pertukaran gasnya di plasenta yang berfungsi sebagai paru-parunya janin. Dari plasenta, mengalir oksigen dari ibu," imbuh Lusy.

Baca juga: Puasa Bisa Bantu Kinerja Ginjal, Ini Penjelasan Pakar Gizi IPB

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com