Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PP Aisyiyah: Pentingnya Pendidikan yang Membahagiakan di Tengah Pandemi

Kompas.com - 12/05/2020, 22:52 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Keluarga sebagai pusat pendidikan menjadi isu sentral di tengah pengalihan dari pola pendidikan klasikal di depan kelas menjadi pembelajaran daring dari rumah pada masa karantina wabah Covid-19 ini.

Utamanya, perempuan atau ibu menjadi tokoh penting dalam beragam kegiatan yang kini menjadi berpusat di rumah; bekerja di rumah dan belajar di rumah.

Hal ini menjadi topik utama dalam seminar daring digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Aisyiyah, salah satu organisasi Wanita Muhammadiyah, bertajuk "Pendidikan yang Membahagiakan Anak di Era Covid-19" yang diadakan pada Senin, 11 Mei 2020.

Acara yang diikuti oleh berbagai perwakilan Aisyiyah dari berbagai provinsi ini menghadirkan beberapa pembicara utama di antaranya; Muhammad Hasbi (Direktorat PAUD Dikdasmen Kemendikbud), Prof. Fasli Jalal (Rektor Universitas Yarsi) dan Prof. Masyitoh Chusnan (Ketua PP Aisyiyah).

Baca juga: Dukung Pembelajaran dari Rumah, Kemdikbud Sesuaikan Juknis BOS dan BOP PAUD

Kondisi di tengah Covid-19

Dalam pemaparannya, Muhammad Hasbi dari Direktorat PAUD menyampaikan kondisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) selama wabah Covid-19 di Indonesia.

Data diperoleh melalui survei yang dilakukan terhadap 10 ribu lebih guru KB (Kelompok Bermain), TK (Taman Kanak-kanak) dan TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) yang tersebar di beberapa provinsi Indonesia. 

Hasbi menyampaikan ada beberap metode pembelajaran dari rumah yang umum dilakukan guru PAUD selama masa pandemi ini; bermain kreasi bersama orangtua (11,7 persen), menonton tayangan televisi (13,1 persen), serta menggambar dan mewarnai (20,9 persen).

Ada pula pembelajaran menggunakan gerak dan lagu (11,8 persen), lembar kegiatan siswa (11,4 persen), edu games. Data menarik disampaikan Hasbi, pendidikan karakter agama seperti praktik ibadah juga menjadi perhatian khusus guru dan orangtua (14,6 persen).

"Pembelajaran melalui lewat pemberian tugas kepada orangtua lewat WA, SMS atau aplikasi lain dipandang sebagai teknik paling efektif oleh sebagian besar guru," terang Hasbi.

Sedangkan untuk responden wilayah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal), selain penugasan daring, kunjungan guru ke rumah dan pembelajaran mandiri bersama orangtua menjadi pilihan paling efektif dalam proses belajar PAUD.

Dari survei tersebut, sebagaian besar orangtua (88 persen) terlibat aktif dalam proses belajar di rumah.

Pendidikan karakter di keluarga

Tangkapan layar seminar daring Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Aisyiyah, salah satu organisasi Wanita Muhammadiyah, bertajuk Pendidikan yang Membahagiakan Anak di Era Covid-19 yang diadakan pada Senin, 11 Mei 2020.DOK. ZOOM/PP AISYIYAH Tangkapan layar seminar daring Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Aisyiyah, salah satu organisasi Wanita Muhammadiyah, bertajuk Pendidikan yang Membahagiakan Anak di Era Covid-19 yang diadakan pada Senin, 11 Mei 2020.

Selain akademis, pendidikan karakter juga menjadi fokus perhatian guru dan orangtua selama kebijakan belajar dari rumah selama masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk jenjang PAUD.

Terkait pelibatan keluarga dalam pendidikan Prof. Fasli Jalal (Rektor Universitas Yarsi) menyampaikan, "Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama yang paling berpengaruh terhadap kehidupan anak."

"Pelibatan keluarga dalam pendidikan dapat meningkatkan: perilaku positif, prestasi belajar,
minat untuk melanjutkan pendidikan, mencegah dari tindak kekerasan, mencegah dari pengaruh negatif lainnya dari lingkungan," jelas Prof. Fasli Jalal.

Baca juga: Buku Akhir Pekan, 365 Aktivitas PAUD hingga Solusi Anak Makan Sehat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com