KOMPAS.com - Perang antara Ukraina dengan Rusia belum juga berakhir meski telah berlangsung selama lebih dari tiga bulan.
Berbagai upaya dari banyak pihak pun belum bisa mendamaikan kedua negara. Sanksi terhadap Rusia juga tidak membuat negara tersebut mengehentikan invasinya ke Ukraina.
Sementara itu, sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (24/5/2022), Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dia hanya ingin bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membahas soal mengakhiri perang.
"Presiden Federasi Rusia yang memutuskan semuanya," kata Zelensky.
"Jika kita berbicara tentang mengakhiri perang ini tanpa dia secara pribadi, keputusan itu tidak dapat diambil," imbuhnya.
Baca juga: Mark Zuckerberg Dilarang Masuk Rusia Selamanya, Apa Penyebabnya?
Zelensky menambahkan, mengatur jadwal pembicaraan dengan Rusia kini menjadi lebih sulit setelah adanya bukti-bukti serangan Rusia terhadap warga sipil di Ukraina.
Zelensky menjelaskan, temuan pembunuhan massal di daerah-daerah yang diduduki pasukan Rusia pada awal perang khususnya di luar Kyiv membuat lebih sulit mengatur pembicaraan dengan Putin, sedangkan dia tidak ingin berdiskusi dengan pejabat Rusia lainnya.
"Saya tidak bisa menerima pertemuan apa pun dengan siapa pun yang datang dari Federasi Rusia selain presiden (Putin)," tegasnya.
Para perunding Rusia dan Ukraina pun telah mengadakan pembicaraan sejak pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada akhir Februari 2022 lalu, tetapi kedua pihak menyebut bahwa pembicaraan kini terhenti.
Zelensky menjelaskan di televisi Ukraina pekan lalu, tidak mungkin menghentikan perang tanpa melibatkan semacam diplomasi antara kedua pihak.
Baca juga: Anjlok Akibat Sanksi, Rusia Diprediksi Butuh Waktu Lama untuk Pulihkan Ekonominya
Dalam sambutannya kepada hadirin di Davos, Zelensky juga mengatakan bahwa perang datang dengan risiko nyawa manusia yang sangat besar bagi Ukraina.
Meski begitu, Zelensky menuturkan, pasukan Ukraina membuat kemajuan terutama di dekat kota terbesar kedua Kharkiv.
"Tetapi situasi paling berdarah tetap ada di Donbass, tempat kita kehilangan sangat banyak orang" ujarnya.
Zelensky melanjutkan, setiap wacana untuk memulihkan secara paksa semenanjung Crimea yang direbut dan dianeksasi oleh Rusia pada 2014 akan menyebabkan ratusan ribu korban.
(Penulis: Aditya Jaya Iswara)
Sumber: KOMPAS.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.