Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djulianto Susantio
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Djulianto Susantio adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Indonesia Pernah Punya Pebulu Tangkis "Magnificent Seven" pada 1970-an

Kompas.com - 21/05/2022, 06:39 WIB
Kompasianer Djulianto Susantio,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pada 1970-an Kita Punya Pebulu Tangkis yang Dijuluki "Magnificent Seven""

KOMPAS.com - Pada era 1970-an Indonesia memiliki pemain bulu tangkis yang dijuluki 'Magnificent Seven'.

Sesuai namanya, memang ada tujuh pemain putra yang berprestasi internasional. Mereka bermain dalam sektor tunggal dan ganda. 

Ketujuh pemain itu adalah Rudy Hartono, Liem Swie King, dan Iie Sumirat untuk sektor tunggal. Lalu ada pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra dan Tjuntjun/Johan Wahyudi.

Baca juga: Piala Thomas Pernah Direbut Malaysia Tanpa Menuntaskan Pertandingan

Ketujuh pemain itu sulit dikalahkan oleh pemain mana pun. Juara atau minimal runner up, selalu mereka dapatkan pada kejuaraan internasional. Bahkan dalam ganda, hampir selalu terjadi All Indonesia Final.

Ketujuh pemain juga menjadi tulang punggung Piala Thomas. Mereka bermain sejak 1973, kecuali Liem Swie King dan Iie Sumirat sejak 1976. Puncak kejayaan terjadi pada 1976 dan 1979 ketika dalam final mengalahkan Malaysia dan Denmark dengan angka mencolok 9-0.

Tjuntjun/Johan Wahyudi

Dua ganda legendaris: Christian Hadinata/Ade Chandra (kiri) dan Johan Wahyudi/Tjuntjun (kanan)/Sumber: bwfbadminton.comKompasiana Dua ganda legendaris: Christian Hadinata/Ade Chandra (kiri) dan Johan Wahyudi/Tjuntjun (kanan)/Sumber: bwfbadminton.com
Dalam All England, Rudy Hartono pernah meraih juara sebanyak 8 kali, 7 di antaranya berturut-turut. Sementara Liem Swie King meraih 3 kali juara. 

Hanya Iie Sumirat yang tidak merasakan juara All England. Namun prestasi fenomenal Iie adalah mampu mengalahkan dua pemain Tiongkok Hou Jia Chang dan Tong Sin Fu pada Invitasi Asia 1976.

Ganda terbaik Tjuntjun/Johan Wahyudi meraih 6 kali juara All England. Sementara Christian/Ade Chandra meraih 2 kali juara All England. Dalam Piala Thomas mereka sering menyumbang poin.

Namun karena aturan dalam Piala Thomas hanya 6 pemain, salah satu pasangan harus dipisahkan. Kalau Tjuntjun berpasangan dengan Rudy Hartono, Johan Wahyudi yang 'dikorbankan'. Sementara kalau Christian dipasangkan dengan Liem Swie King, Ade Chandra yang 'dikorbankan'.

Dalam kejuaraan beregu atau perorangan, pasangan Tjuntjun/Johan Wahyudi dan Christian/Ade Chandra sulit dikalahkan pemain lawan. Beberapa kali pasangan  Tiongkok mana pun selalu takluk di tangan mereka.

Hari ini pun dalam final Piala Thomas, kita punya 'Magnificent Seven'.

Mereka adalah Anthony S. Ginting, Jonatan Christie, Shesar H. Rhustavito, M. Ahsan/Kevin Sanjaya, dan Fajar/Rian.

Baca juga: Indonesia Persiapkan Pemain Pelapis untuk Piala Thomas 2024

 

Namun sayang, mereka tidak bisa mengikuti jejak "Magnificent Seven" era 1070-an.

Indonesia kalah di hadapan tim India yang pernah dilatih beberapa eks pemain Indonesia seperti Atik Jauhari dan Flandy Limpele. Semoga ke depan "Magnificent Seven" kembali berjaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com