Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djulianto Susantio
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Djulianto Susantio adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Piala Thomas Pernah Direbut Malaysia Tanpa Menuntaskan Pertandingan

Kompas.com - 14/05/2022, 07:55 WIB
Kompasianer Djulianto Susantio,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pada 1967 Malaysia Merebut Piala Thomas dari Indonesia Tanpa Menuntaskan Pertandingan"

KOMPAS.com - Piala Thomas digelar pertama kali pada 1949. Malaysia yang kala itu masih bernama Malaya mampu merebut piala itu untuk pertama kali.

Tiga tahun berikutnya, yakni pada 1952, Malaysia berhasil mempertahankan gelar. Begitu juga pada 1955.

Indonesia menjadi anggota Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) pada 1953. Sejak itulah bulutangkis mulai dikenal di sini. Para pemain pun sering mengikuti kegiatan internasional.

Setelah tiga kali menjadi kampiun Piala Thomas, pada 1958 Malaysia berkesempatan meraih gelar ke-4 secara berturut-turut.

Tanpa disangka, keperkasaan Malaysia dijegal Indonesia. Tidak tanggung-tanggung dengan skor 6-3.

Baca juga: Jonatan Christie Menang, Indonesia Juara Piala Thomas 2020

 

Padahal saat itu Malaysia diwakili oleh beberapa pemain hebat. Untuk pertama kalinya Indonesia meraih Piala Thomas.

Tak mau kalah dengan Malaysia, Indonesia pun meraih Piala Thomas tiga kali berturut-turut.

Setelah merebut pada 1958, kemudian mempertahankan pada 1961 dan 1964.

Dalam perhelatan itu tim Indonesia antara lain diisi oleh Ferry Sonneville, Tan Joe Hok, Eddy Jusuf, Ang Tjin Siang, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, dan Wong Pek Shen.

Rudy Hartono

Pada 1967 perhelatan Piala Thomas berlangsung di Senayan, Jakarta.

Secara teoretis, Indonesia akan mudah mempertahankan piala itu. Berarti empat kali berturut-turut kita menyimpan Piala Thomas di bumi Indonesia.

Namun, menurut beberapa sumber, terdapat masalah untuk menyusun tim Indonesia.

Maklum, dulu belum ada sistem pelatnas. Ferry Sonneville (kelahiran 1931) terpilih menjadi pemain tunggal.

Padahal banyak pihak menganggap, umur 36 sudah terlalu tua untuk bermain tunggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com