Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djulianto Susantio
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Djulianto Susantio adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Piala Thomas Pernah Direbut Malaysia Tanpa Menuntaskan Pertandingan

Kompas.com - 14/05/2022, 07:55 WIB
Kompasianer Djulianto Susantio,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Berarti satu poin lagi Malaysia merebut Piala Thomas.

Napas tim Indonesia panjang kembali setelah Rudy muda mengalahkan Yew Cheng Hoe dengan skor 15-5 dan 15-9.

Harapan kembali membesar ketika Muljadi yang tampil sebagai tunggal ketiga, sukses mengalahkan Teh Kew San dengan skor 18-15 dan 15-4.

Kedudukan kini menjadi 4-3 tetap untuk Malaysia. Saat itulah Istora Senayan bergemuruh.

Setelah beristirahat 30 menit, Muljadi kembali bermain bersama Agus Susanto menghadapi juara All England 2 kali, Ng Boon Bee/Tan Yee Khan. Muljadi/Agus takluk di set pertama dengan skor 2-15. Pada set kedua Muljadi/Agus tertinggal 2-10.

Namun terjadi keajaiban karena Muljadi/Agus mampu memaksa skor menjadi 13-13. Berarti pertandingan diteruskan sampai mencapai angka 18.

Dalam sistem lama memang deuce 5 untuk kedudukan 13-13 dan deuce 3 saat kedudukan 14-14.

Situasi Istora Senayan tentu saja tambah sengit. Apalagi Indonesia pernah berkonfrontasi dengan Malaysia dengan slogan "Ganyang Malaysia".

Pemain Malaysia sering diteriaki sehingga memecah konsentrasi dan membuat emosi mereka. Kondisi itulah yang memicu honorary referee (wasit kehormatan), Herbert Scheele, mulai gerah.

Akhirnya, pasangan Malaysia tertinggal 13-18. Mereka tak kuat menahan gempuran publik Istora Senayan.

Akhirnya mereka memutuskan tak melanjutkan pertandingan. Padahal seharusnya ada set ketiga atau set penentuan.

Melihat hal itu, Scheele kesal. Ia segera berjalan ke arah tribun penonton.

Wasit kehormatan asal Inggris itu coba menenangkan penonton, namun justru direspons dengan sorakan.

Baca juga: Piala Thomas Terancam Tanpa Bendera Merah Putih, Boleh Indonesia Raya

 

Scheele pun memutuskan pertandingan dilanjutkan keesokan harinya tanpa penonton, namun Indonesia menolak dengan tegas keputusan itu. Ini dikenal sebagai 'Insiden Scheele'.

Dalam sidang IBF 4 Juli 1967 di London, diputuskan bahwa pertandingan Indonesia vs Malaysia (sisa partai yang belum selesai), akan tetap dilanjutkan di Selandia Baru pada Oktober 1967.

Sekali lagi, Indonesia menolak keras keputusan tersebut. Akhirnya diputuskan Malaysia menang dengan skor 6-3. Dengan demikian Indonesia kehilangan Piala Thomas.

Itulah sejarah. Malaysia merebut Piala Thomas tanpa menuntaskan pertandingan. Indonesia pun melepas Piala Thomas sebelum "titik darah penghabisan".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com