Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Saat Ramadhan, Ini Cara Membedakan Daging Sapi Gelonggongan

Kompas.com - 02/04/2022, 15:07 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Saat Ramadhan, konsumsi daging sapi cenderung meningkat di kalangan masyarakat.

Daging sapi menjadi salah satu sumber protein hewani favorit yang dicari sebagai menu sahur maupun berbuka puasa.

Namun sayangnya, peningkatan permintaan itu tak diimbangi dengan ketersediaan stok.

Akibatnya, beberapa oknum memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual daging sapi gelonggongan.

Guru Besar Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Hewan Unair, Mustofa Helmi Effendi memaparkan alasan mengapa masyarakat berhati-hati terhadap daging sapi gelonggongan.

Baca juga: Permintaan Tinggi, Harga Gula Pasir hingga Daging Sapi Melonjak Jelang Puasa

Kerugian mengkonsumsi daging sapi gelonggongan

Dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga, Jumat (1/4/2022), daging gelonggongan atau penggelonggongan daging dilakukan dengan memasukkan air sebanyak-banyaknya pada sapi hidup. Praktik ini membuat sapi menjadi kesulitan berdiri secara normal.

Helmi mengungkapkan bahwa praktik penggelonggongan merupakan salah satu bentuk pelanggaran animal welfare (kesejahteraan hewan).

"Sapi akan menjadi sulit berdiri akibat penekanan sistem otot hingga hanya bisa terbaring. Ini yang akhirnya menjadi alasan peternak untuk segera menyembelih hewan," terang Helmi.

Jika tak ditindak secara tegas, praktik ini akan merugikan masyarakat luas. Pasalnya, itu dilakukan untuk menambah berat daging saat dijual.

Baca juga: 2 Cara Olah Daging Sapi Supaya Empuk, Arah Potong Berpengaruh

Cara membedakan daging sapi gelonggongan

Menjelang Ramadhan, daging gelonggongan biasanya akan marak diperjualbelikan.

Agar terhindar dari daging gelonggongan, Helmi meminta masyarakat untuk memperhatikan ciri fisik daging sebelum membelinya.

1. Daging gelonggongan mengandung rembesan air

Seperti definisinya, daging sapi gelonggongan bisa diketahui dari fisiknya, yakni melalui rembesan air dari daging yang cukup banyak.

Jika daging sapi gelonggongan disentuh, tekstur daging terasa lebih lembek dan warnanya lebih pucat.

"Biasanya dalam satu kilogram daging sapi gelonggongan terdapat kandungan 300 gram air di dalamnya," papar Helmi.

2. Hindari daging sapi yang diletakkan di atas meja

Saat membeli daging, masyarakat disarankan untuk membeli daging yang digantung.

Sebaliknya, Helmi mengimbau pembeli menghindari daging yang diletakkan di atas meja.

"Masyarakat harus mengetahui fungsi utama teknik hanging (menggantung). Dengan posisi itu, air akan keluar dari daging," katanya.

Pastikan juga untuk membeli di tempat yang terjamin kualitasnya.

Baca juga: Hindari Pilih Daging Sapi Gelonggongan Jelang Ramadhan, Ini Tipsnya

Lebih lanjut, ia mendorong supaya stakeholeder dapat memberikan edukasi kepada masyarakat supaya dapat terhindar dari kerugian pembelian daging gelonggongan.

Termasuk meminta pemerintah untuk menindak tegas oknum yang melakukan praktik penggelonggongan ini.

"Daging gelonggongan merupakan bentuk cheating meat yang masuk dalam kategori tindak pidana. Pemerintah mesti menindak tegas secara hukum," pungkas Helmi.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Sains, Monika Novena | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com