Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri Candi Prambanan Bukanlah Bandung Bondowoso, Ini Sejarahnya

Kompas.com - 03/03/2022, 10:37 WIB
Kompasianer Ardalena Romantika,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana

Yang pertama adalah meminta Bandung Bondowoso membuat sumur yang sangat dalam. Namun rencana ini gagal total karena ketika sumur yang sedang digali oleh Bandung Bondowoso ditimbun rapat-rapat dengan batu, Bandung Bondowoso masih dapat keluar dari sumur tersebut.

Tak mau kalah begitu saja, Bandung Bondowoso yang masih saja mencintai Roro Jonggrang, meski sudah ditimbun dengan batu, menyanggupi permintaan Roro Jonggrang yang kedua, yakni membangun 1.000 candi dalam satu malam.

Apabila berhasil, maka puteri cantik itu bersedia menjadi mempelainya.

Akhir dari kisah ini tentu sudah kita ketahui, kerja keras Bandung Bondowoso yang bahkan sampai harus mengerahkan tenaga para jin dikalahkan begitu saja oleh suara ayam jago yang berkokok.

Si ayam sendiri tidak tahu kalau dia sedang ditipu oleh Roro Jonggrang dan para gadis desa. Dikiranya hari sudah pagi, padahal masih tengah malam.

Roro Jonggrang menjebak Bandung Bondowoso dan semua ayam jantan di wilayah kerajaan dengan cara memerintahkan rakyat membakar kayu sebanyak mungkin dan memerintahkan para perempuan untuk menumbuk lesungnya untuk menciptakan kesan hari sudah pagi.

Akibatnya Bandung Bondowoso yang saat itu sudah berhasil membangun 999 candi merasa sangat marah, akhirnya ia mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca sebagai pengganti candi yang ke-1000.

Kajian sejarah Candi Prambanan

Karena populernya legenda ini, "sejarah asli" dari pembangunan Candi Prambanan dilupakan banyak orang. Ya, menurut sumber yang ditemukan, bukan Bandung Bondowoso yang membangun candi ini.

Para arkeolog sepakat bahwa pendiri Candi Prambanan adalah Sri Maharaja Rakai Pikatan. Hal ini berdasarkan prasasti Shivagrha yang menyebutkan mengenai gugusan candi yang dibangun pada masa Rakai Pikatan, bernama Shivagrha atau Siwalaya, yang bermakna "Rumah Siwa" atau "Kuil Siwa".

Candi ini dibangun pertama kali pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, namun secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja Sri Maharaja Dyah Balitung Maha Sambu.

Baca juga: Sejarah Singkat Pedagang Trotoar di Indonesia dan Dunia

Di prasasti yang dikeluarkan oleh Dyah Lokapala (Rakai Kayuwangi) ini tertulis chandrasengkala "Walung gunung sang wiku" berarti tahun 778 Saka (856 Masehi), yang kemudian dianggap sebagai tahun dikeluarkannya prasasti.

Melihat dari ciri-ciri candi agung yang disebutkan oleh prasasti tersebut, candi agung yang dipersembahkan untuk Siwa ini identik dengan Candi Prambanan.

Sosok Rakai Pikatan

Siapakah sosok Rakai Pikatan? Rakai Pikatan adalah raja keenam Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah sekitar tahun 840- 856 M.

Rakai Pikatan adalah raja yang disebut-sebut menjadi cikal bakal kehidupan toleransi di Indonesia karena menikah dengan seorang putri yang berbeda keyakinan dengannya.

Putri yang dimaksud adalah Pramodhawardhani. Pramodhawardhani adalah putri tunggal Raja Samaratungga yang ditetapkan sebagai penerus kerajaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com