Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Rusia Larang Ukraina Gabung NATO hingga Picu Konflik? Ini Alasannya

Kompas.com - 27/02/2022, 21:15 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

Kekuatan Barat belum yakin bahwa Kiev telah melakukan cukup banyak upaya untuk memberantas korupsi dan memenuhi kriteria politik, ekonomi, dan militer lainnya yang diperlukan untuk memasuki aliansi tersebut, sebagaimana ditetapkan dalam Studi tentang Perluasan 1995.

Melansir Al Jazeera, Anggota NATO mungkin juga mewaspadai Ukraina bergabung dalam aliansinya sementara ketegangan dengan Moskwa tetap tinggi.

Langkah itu disadari dapat menarik aliansi ke dalam konflik langsung dengan Rusia jika meluncurkan serangan, setirit prinsip pertahanan kolektifnya.

Pada Senin (20/2/2022), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan masalah keanggotaan Ukraina "tidak ada dalam agenda" pembahasan setelah pembicaraan dengan Volodymyr Zelenskyy di Kiev, meskipun presiden Ukraina menyatakan kembali ambisi keanggotaan negaranya.

Baca juga: Apa itu NATO dan Bagaimana Perannya dalam Konflik Rusia Ukraina?

Semua 30 sekutu NATO harus dengan suara bulat menyetujui negara baru menjadi bagian dari aliansi.

Apa permasalahan antara Rusia dan NATO?

Putin mengatakan sekarang saatnya gelombang ekspansi NATO dilawan dan mendesak aliansi menjamin bahwa Ukraina tidak akan pernah diizinkan menjadi anggota.

Menurutnya, Barat telah mengkhianati Moskwa dengan melanggar komitmen verbal yang dibuat pada akhir Perang Dingin, bahwa NATO tidak akan memperluas ke timur.

Aliansi menyangkal bahwa janji semacam itu dibuat. Dalam unjuk kekuatan, Rusia telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di sekitar perbatasan Ukraina dan mengirimkan tuntutan keamanan ke Washington dan NATO.

Sebagai tanggapan, aliansi tersebut (AS dan sekutu Eropanya) telah berebut untuk bernegosiasi dengan Moskwa dan meredakan situasi.

Tapi upaya diplomasi tingkat tinggi membuahkan sedikit keberhasilan. Washington dan NATO menolak tuntutan utama Kremlin.

Sementara Rusia menolak mengalah atas permintaannya agar aliansi itu menghentikan semua aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina dilarang menjadi anggota.

Ketika ketegangan terus meningkat, para pemimpin Barat, termasuk Presiden AS Joe Biden, mengklaim tidak akan mengirim pasukan untuk mempertahankan Ukraina jika terjadi invasi Rusia.

Baca juga: Operasi Militer Rusia ke Ukraina, Siapa Saja Sekutu Keduanya?

Tetapi beberapa sekutu Kiev di NATO, dengan pengecualian Jerman, telah memasok senjata ke Kiev, saat negara itu meningkatkan persiapan untuk mengusir potensi serangan.

Sementara itu, NATO telah bergerak memperkuat sayap timurnya dengan pasukan tambahan dan alat-alat militer.

(Sumber: Kompas.com Penulis Bernadette Aderi Puspaningrum | Editor Bernadette Aderi Puspaningrum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com