Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Perlu Anda Pertimbangkan sebelum Mengutang

Kompas.com - 26/01/2022, 09:44 WIB
Kompasianer Luna Septalisa,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana

KOMPAS.com - Dalam ilmu perencanaan keuangan, utang menjadi salah satu indikator penting yang menentukan kemerdekaan finansial (financial freedom) seseorang.

Sebab, salah satu ciri seseorang telah mencapai kemerdekaan finansial adalah terbebas dari utang, termasuk utang konsumtif.

Utang atau pinjaman dapat diartikan sebagai uang (tunai maupun non tunai) atau barang yang dipinjam oleh seseorang atau suatu entitas dari orang atau entitas lain.

Hampir semua orang atau entitas pernah berutang untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu.

Biasanya dilakukan ketika uang atau aset yang dimiliki tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Baca juga: Millenial, Miliki Rumah Idaman dengan Fitur KPR Baru dari BTN

Namun utang bisa jadi bumerang bagi debitur (peminjam) jika tidak bijak dalam memanfaatkannya.

Oleh karena itu, debitur harus tahu apa tujuan ia berutang. Apakah utang tersebut untuk modal usaha, membeli rumah, membeli kendaraan pribadi atau liburan ke luar negeri.

Kemudian dana pinjaman yang diperoleh harus dialokasikan sesuai dengan keperluan yang sudah direncanakan. Jangan sampai digunakan untuk keperluan lain.

Kehati-hatian dari para debitur dalam mencari kreditur (pihak yang memberi utang) yang tepat juga diperlukan agar jangan sampai debitur merasa dirugikan oleh kreditur, seperti menjadi korban penipuan jasa pinjol ilegal atau terjerat utang rentenir dengan bunga yang lebih tinggi dari bunga bank.

Kredit vs Tunai

Secara teori, pengeluaran harus lebih kecil daripada pendapatan. Namun yang sering terjadi di kehidupan zaman modern malah sebaliknya.

Kehidupan yang semakin kompleks menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah.

Persaingan hidup pun semakin berat, termasuk persaingan gaya hidup sehingga orang dinilai dari apa yang dipakai, dikendarai, dimakan dan dimiliki.

Hal tersebut membuat orang rela menghabiskan banyak uang untuk memuaskan gengsinya meski harus berutang sana sini.

Kondisi tersebut saat ini menjadi celah bagi perusahaan atau lembaga pembiayaan non bank untuk mengeruk keuntungan.

Mereka menawarkan layanan kredit untuk berbagai kebutuhan, termasuk kredit konsumtif sehingga konsumen dapat tetap membeli barang yang diinginkan saat ini meski belum punya cukup uang untuk membelinya.

Lalu, manakah yang lebih baik antara membeli barang secara kredit atau tunai?

Baik pembelian secara kredit maupun tunai, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang penting kita tahu bagaimana membuat keputusan pembelian yang tepat.

Ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan sebelum membeli barang secara kredit atau tunai.

1. Barang yang akan dibeli

Jika Anda ingin membeli rumah sebaiknya membeli secara kredit dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah).

Meski harus berutang, hal ini bermanfaat untuk jangka panjang karena nilainya yang terus naik sehingga bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan (passive income).

Hindari pembelian secara kredit untuk barang-barang seperti smartphone dan perlengkapan elektronik lainnya karena nilainya yang cepat turun setiap ada model terbaru. Maka untuk barang-barang yang seperti ini lebih baik dibeli secara tunai.

2. Hati-hati ambil dana tabungan 

Kedua, apakah dengan membeli secara tunai membuat kita kehilangan dana simpanan untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih penting, seperti dana pendidikan anak, kesehatan dan dana darurat?

Pembelian secara tunai untuk barang tertentu membutuhkan uang yang tidak sedikit, misalnya membeli mobil.

Hal tersebut tentu dapat menguras tabungan dan membuat pilihan kita dalam melakukan pembelian menjadi lebih terbatas karena tergantung pada ketersediaan uang tunai.

Sementara jika membeli secara kredit Anda punya pilihan yang lebih banyak karena tidak dibatasi oleh ketersediaan uang tunai. Yang penting Anda punya cukup uang untuk membayar uang muka (down payment/DP).

Selanjutnya Anda bisa memilih, apakah mau yang DP besar agar cicilan bulanan lebih ringan atau DP ringan namun cicilan per bulan lebih besar?

Anda juga akan mendapat beberapa fasilitas atau promo yang biasanya hanya diperoleh ketika seseorang membeli secara kredit, seperti cashback, gratis asesoris tertentu, keringan DP atau cicilan, asuransi kendaraan dari perusahaan leasing dan sebagainya.

Dengan demikian, Anda tetap bisa menggunakan barang tersebut sembari mengatur keuangan agar cicilan bulanan terbayar dan kebutuhan lain tercukupi.

3. Jeli dalam melihat bunga kredit yang rendah

Ketika melakukan pembelian secara kredit, kadang kita dihadapkan pada istilah floating rate (bunga mengambang) dan flat rate (bunga tetap).

Hati-hati jika itu adalah floating rate karena meski bunga yang ditawarkan rendah, namun besarannya bisa naik turun tergantung suku bunga acuan Bank Indonesia atau kebijakan bank yang bersangkutan.

Jika suku bunga acuan naik, maka cicilan akan ikut naik sehingga Anda harus menyediakan dana lebih banyak.

Jika turun, cicilan bisa lebih rendah sehingga Anda punya kelebihan dana untuk keperluan lain atau diinvestasikan.

Berbeda dengan bunga tetap yang selama periode peminjaman suku bunganya tidak berubah.

Namun apabila Anda tidak ingin menanggung beban bunga karena dirasa akan membayar lebih mahal, maka lakukan pembelian secara tunai.

4. Perhatikan kemampuan melunasi pinjaman

Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan ketika ingin berutang adalah kemampuan bayar. Idealnya besaran utang maksimal 30% dari penghasilan bulanan.

Jadi, kalau penghasilan bulanan Anda Rp 10.000.000, maka total utang Anda (baik utang produktif maupun konsumtif) maksimal adalah Rp 3.000.000.

Baca juga: Imlek, Bank Mandiri Tebar Promo Kartu Kredit hingga KPR

Utang bisa baik atau buruk bagi kesehatan finansial, tergantung bagaimana kita mengelolanya.

Oleh karena itu, dana pinjaman harus dialokasikan dengan tepat sasaran.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Hal yang Perlu Anda Tahu Sebelum Memutuskan untuk Berutang"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com