Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Sukses Jual NFT Seperti Ghozali Everyday? Ternyata Butuh Uang 'Bensin'

Kompas.com - 16/01/2022, 17:07 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Warganet di Indonesia belakangan dihebohkan oleh kabar kesuksesan seorang pemuda bernama Ghozali yang menjual foto selfie dirinya sebagai Non Fungible Token alias NFT.

Tak heran jika saat ini, penjualan NFT pun menjadi salah satu aset kripto yang sedang naik daun.

NFT adalah sebuah token kriptografi yang mewakili suatu barang yang dianggap unik. Dengan memiliki aset NFT, pemilik seperti memiliki karya seni atau barang antik.

Sederhananya, NFT ibarat sertifikat atas karya tersebut dan pemilik bisa menjualnya. Dalam kasus Ghozali, "barang antik" di sini adalah kumpulan foto selfie Ghozali yang dijual di marketplace NFT populer, OpenSea.

Kurang lebih, ada 933 buah foto selfie Ghozali. Koleksi ratusan NFT foto selfie Ghozali itu diberi nama "Ghozali Everyday".

Di laman Opensea miliknya, Ghozali mengunggah foto selfie yang jumlahnya hampir 1.000 buah itu dikumpulkan Ghozali sejak 2017 silam, saat usianya masih 18 tahun.

Baca juga: Ghozali Everyday Siap Bayar Pajak NFT, Seperti Apa Ketentuannya?

"Saya mengambil foto diri saya sejak saya berusia 18 hingga 22 tahun (2017-2021). Itu benar-benar gambar saya yang berdiri di depan komputer hari demi hari," tulis Ghozali.

Dalam riwayat aktivitas penjualan, Ghozali pertama kali tercatat menjual NFT Ghozali Everyday pada Senin (10/1/2022). Ketika itu, NFT foto selfie Ghozali memiliki floor price sebesar 0,001 ETH (Ethereum) atau kira-kira hampir Rp 48.000.

Menurut laman resmi OpenSea, floor price sendiri adalah harga terendah untuk satu item dalam koleksi, yang diperbarui secara real-time oleh OpenSea.

Namun, pantauan KompasTekno pada Kamis (13/1/2022) siang pukul 11.30 WIB, floor price untuk NFT Ghozali Everyday sudah melejit, yakni dijual paling murah seharga sekitar 0,3 ETH atau setara Rp 14,3 juta untuk satu foto selfie.

Sementara foto selfie dari koleksi Ghozali Everyday paling mahal dijual sebesar 66.346 ETH (setara Rp 3,1 triliun).

Baca juga: Ghozali Everyday Jual NFT Foto Selfie, Harga Tertinggi Tembus Rp 3 Triliun

Mengenal sistem penjualan NFT: ternyata butuh banyak biaya

Memang banyak karya seni yang diunggah lewat internet dan diperdagangkan dengan NFT berhasil laku dengan nilai yang fantastis.

Meski begitu, Anda harus tahu ada biaya tersembunyi untuk penjualan NFT. Sebab apabila Anda yang baru mengawali proses menjual karya seni lewat NFT, ada biaya-biaya tersembunyi yang nilainya cukup besar.

Seniman NFT dari LearnSketch.com dalam sebuah video Youtube dengan judul 'How much it cost to sell my first NFT' pun memaparkan beragam biaya tersembunyi penjualan NFT sesuai dengan pengalaman pertamanya ketika menjual karyanya lewat platform Foundation.

Menurutnya, beberapa biaya tersembunyi penjualan NFT tersebut meliputi Minting Fee, Listing Fee, Commission Fee, dan Transaction Fee.

Nilai dari masing-masing biaya tersebut akan sangat bergantung pada jenis aset kripto yang digunakan pada platform jual-beli NFT untuk transaksi.

Pada Foundation, mata uang kripto yang digunakan adalah ethereum. Ia menceritakan, karya animasi 3D dengan judul 'Breathing Bronze 1/3' yang ia lelang lewat Foundation pada 12 Maret lalu berhasil terjual dengan nilai sekitar 0,165 ETH atau setara dengan 286,44 dollar AS.

Bila dirupiahkan, karya seni tersebut berhasil terjual sekitar Rp 4,07 juta.

Baca juga: OpenSea Diserbu Netizen Indonesia, Jualan Foto Makanan hingga KTP

Namun, pendapatan bersih yang ia dapatkan hanya sebesar 62,50 dollar AS atay sekitar Rp 887.500.

Artinya, secara keseluruhan, biaya penjualan NFT yang dipotong dari hasil lelang tersebut mencapai 223,94 dollar AS atau sekitar Rp 3,17 juta.

Rincian biaya tersembunyi penjualan NFT yang harus dipotong atas lelang karya seni yang dilakukan oleh Joseph adalah sebagai berikut:

  • Minting Fee: 0,05421 ether/87,53 dollar AS
  • Listing Fee: 0,035822 ether/62,19 dollar AS
  • Commision Fee: 0,02475 ether/42,97 dollar AS
  • Transaction Fee: 0,018 ether/31,25 dollar AS

"Artinya, (dari total penjualan) tersebut, sebesar 78,2 persen untuk membayar biaya penjualan NFT, kemudian labanya hanya 21,8 persen. Nilai yang cukup gila," ujar Joseph seperti dikutip dari video Youtubenya.

Ia pun memberi saran bagi para seniman lain yang ingin menjual karyanya sebagai NFT untuk tak memasang harga terlalu rendah. Sebab, potongan biaya yang harus dibayarkan menjadi tidak sepadan.

"Jangan pasang harga terlalu murah untuk karya seni Anda, karena bakal terpangkas oleh biaya transaksi dan biaya listing," jelas Joseph.

Ada uang 'Bensin'

Penjualan NFT Joseph pun mengungkapkan, sebenarnya biaya-biaya yang harus dibayarkan tersebut dibayarkan untuk membayar 'bensin' atau bahan bakar.

Dilansir dari NFTevening, uang 'bensin' tersebut digunakan untuk membiayai transaksi blockchain. Sebab, blockchain diproses oleh para penambang yang menggunakan sistem dan daya listrik yang cukup besar.

Upaya komputasi yang cukup besar tersebutlah yang dimaksudkan dengan ongkos 'bensin' pada setiap biaya untuk transaksi NFT.

Sebenarnya, nilai atas setiap biaya yang harus dibayarkan untuk transaksi jual-beli NFT cukup beragam, tergantung pada nilai dan jenis komputasi yang diperlukan untuk melakukan verifikasi transaksi.

Kian rumit proses komputasinya, kian mahal pula uang bensin yang harus dibayarkan.

Baca juga: Mengenal Ragam Biaya Tersembunyi di Balik Penjualan NFT

Uang bensin tersebut pun terus berfluktuasi dan tergantung pada berbagai faktor seperti lalu lintas jaringan.

Foundation yang menggunakan ethereum misalnya, Anda harus menyesuaikan 'batasan bensin' sebagai bahan bakar maksimal yang rela Anda bayarkan per transaksi.

Sementara, uang bensin adalah nilai yang rela Anda bayarkan untuk setiap unit bensin. Jumlah yang Anda tetapkan sebagai batas gas dapat menentukan seberapa cepat transaksi Anda akan diproses.

Bila Anda menetapkan tarif yang terlalu rendah, maka penambang akan memprioritaskan transaksi yang menawarkan biaya gas tinggi daripada milik Anda.

Nah, pilihan ada di tangan Anda.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Mutia Fauzia, Galuh Putri Riyanto | Editor: Wahyunanda Kusuma Pertiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com