Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Jokowi soal Bahaya Omicron, Tembus Imun Tubuh hingga Ekonomi Bisa Jatuh

Kompas.com - 03/12/2021, 13:31 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memperingatkan masyarakat Indonesia terkait bahayanya varian baru virus Corona, B.1.1.529 atau varian Omicron.

Jokowi menyebutkan bahwa daya tular varian ini lima kali lebih cepat daripada Delta.

Presiden pun mengingatkan masyarakat agar tetap wapspada. Sebab, dulu varian Delta hanya membutuhkan dua minggu untuk menyebar di Indonesia.

Jokowi mengatakan, varian Omicron sudah masuk ke 29 negara.

"Penularannya ini karena semua masih dalam proses studi, lebih menluar dari varian Delta. Ingat, varian Delta itu menyebar di Indonesia dalam waktu dua hingga tiga minggu semua langsung kena. Ini lebih cepat," kata Jokowi dalam saat memberikan pengarahan kepada para kepala Satuan Kerja di Badung, Bali, yang disiarkan secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Jokowi: Omicron Sudah Masuk ke 29 Negara, Penularannya Diperkirakan 5 Kali Lebih Cepat dari Varian Delta

Menurut Jokowi, meskipun studi itu belum final, namun varian baru Omicron ini lima kali lebih cepat menular dibanding Delta.

"Dan kemungkinan besar juga bisa escape immunity. Artinya, dia bisa masuk ke sela-sela antibodi kita yang sudah imun, dia bisa menerobos," katanya.

Oleh karena itu, Jokowi mengimbau semua pihak berhati-hati dan mewaspadai potensi penularan ini.

Sebab, varian baru ini bisa berdampak besar, bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga berpengaruh pada ekonomi.

"Karena yang namanya pandemi ini bisa berefek ke beberapa negara itu ke ekonomi jatuh. Ekonomi jatuh itu bisa berimbas kepada politik, sehingga hati-hati," kata Jokowi.

Jokowi menuturkan, berdasarkan studi di Afrika Selatan, sebanyak 87 persen pasien yang dirawat akibat varian Omicron diketahui belum divaksin Covid-19. Kemudian, 70 persen yang terpapar varian itu adalah anak usia di bawah 4 tahun.

"Dan sebagian besar yang meninggal dunia berusia di atas 60 tahun. Ini (akibat) varian Omicron. Studi sementara seperti itu," ungkapnya. "Oleh sebab iti, saya minta ini sekali lagi Pak Kapolri dan seluruh jajaran. Panglima TNI beserta semua jajaran vaksinasi ini segera kita selesaikan secepat-cepatnya. Artinya terus, digencarkan terus," tegas Jokowi.

Dia menyebutkan, hingga saat ini sebanyak 240 juta dosis vaksin Covid-19 sudah diberikan kepada masyarakat.

"(Yang menerima) dosis pertama 67,8 persen, lalu dosis kedua 46,9 persen. Ini masih jauh dari keinginan kita untuk masuk ke dosis pertama dan kedua 70 persen. Ini masih butuh kerja keras," tambah Jokowi.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Varian Omicron, Polri Awasi Ketat Pintu Masuk Udara, Laut, dan Darat

 

Sebelumnya, Jokowi mengatakan, Indonesia harus lebih berhati-hati dan siaga terhadap potensi penularan varian Omicron. Jokowi mengingatkan, saat ini penularan varian tersebut sudah terdeteksi di Singapura.

"Polda-polda yang berjaga-jaga dengan perbatasan negara-negara lain. Karena yang membawa bisa orang-orang asing, bule-bule. Tapi juga bisa WNI kita sendiri. Utamanya tenaga kerja kita dari luar waktu masuk kembali saat pulang kampung. Hati-hati," tegasnya. (Sumber: Kompas.com/ Penulis: Dian Erika Nugraheny | Editor: Diamanty Meiliana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com