Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Lunasi SPP Mahasiswa yang Menegurnya karena Pungut Sampah

Kompas.com - 27/11/2021, 09:15 WIB
Farid Assifa

Penulis

"Saya kasih tahu ya netizen, saya lagi bersihkan ini, dia (mahasiswa) protes. Saya gak mau melayani orang yang berteori," ujar Kang Dedi yang sudah ogah menanggapi sang mahasiswa.

Namun, ucapan mahasiswa itu yang mengklaim dirinya mewakili masyarakat Purwakarta membuat Kang Dedi naik pitam.

Tak hanya Kang Dedi, para warga pasar juga menanyakan klaim mahasiswa itu.

Sebagian dari pedagang dan warga yang menonton perdebatan itu meminta Kang Dedi tak usah menanggapi sang mahasiswa.

"Saya ini mewakili masyarakat Purwakarta," ujar sang mahasiswa.

"Masyarakat mana, saya asli Purwakarta," ujar salah satu pedagang yang mencoba menengahi.

Namun sang mahasiswa yang tampak gelagapan dan tak bisa menjawab dengan tegas pertanyaan itu tetap berbicara dengan kalimat yang diawali kata artinya dan terkesan dilpomatis.

"Masyarakat mana yang anda wakilin. Mana bukti legalitas anda mewakilin," cecar Kang Dedi.

Sedangkan sang mahasiswa hanya menjabat "Artinya begini, artinya begini, artinya begini," jawab mahasiswa itu yang tak menjawab pertanyaan Kang Dedi.

Kang Dedi yang mulai menurunkan nada bicaranya itu kemudian menyimpulkan maksud kedatangan mahasiswa itu.

"Anda protes terhadap gerakan kebersihan yang saya lakukan," kata Kang Dedi.

"Tidak diprotes, tapi kewenangan dan kompetensinya," ujar sang mahasiswa dengan jawaban yang itu lagi.

"Membersihkan sampah gak perlu kompetensi. Tangan anda gak pernah kotor, tangan saya suka kotor," ujar Kang Dedi.

"Saya juga suka bebersih pak," debat mahasiswa itu.

Mahasiswa itu mengaku berkuliah di STAI Muttaqien dan mewakili lembaga kajian bantuan hukum.

Kang Dedi kemudian meminta mahasiswa itu tak hanya pintar berteori dan omong besar.

Pasalnya, kata Kang Dedi, kalau dia memang cinta kebersihan, maka tak seharusnya wilayah tempat tinggal sang mahasiswa itu dibiarkan kotor.

"Kenapa Anda mahasiswa ga ada kepekaan tiap hari warga buang sampah ke situ dan anda membiarkan. Jangan-jangan Anda ikut buang," lanjut Kang Dedi.

"Mana ada saya buang, saya tiap hari di sini (di sekret mahasiswa)," jawab mahasiswa itu dengan nada tak suka.

Kang Dedi yang kembali geram dengan jawaban sang mahasiswa yang berputar-putar langsung memotong ucapan mahasiswa yang kembali mengatakan artinya.

"Jangan banyak artinya. Rumah Anda di mana?," tanya Kang Dedi.

"Rumah saya di Gang Sekolah tapi tinggal di sini," jawab mahasiswa itu dengan nada sedikit gelagapan.

Disebut Ngomong Ketinggian

Kang Dedi kemudian menanyakan apakah mahasiswa itu tak malu bila di lingkungannya itu banyak sampah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com