Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Perang Dunia, Es Krim Ternyata Jadi Makanan Favorit Prajurit

Kompas.com - 13/11/2021, 09:30 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Tidak hanya kopi dan tembakau menjadi makanan pokok bagi banyak prajurit militer. Namun es krim juga jadi konsumsi prajurit selama Perang Dunia.

Melansir Kompas.com dari Ripleys, tak hanya dua hal itu yang jadi konsumsi para prajurit, es krim disebut "jadi pendorong moral sejak Perang Dunia I".

Makanan yang menenangkan ini menghasilkan respons fisiologis, sehingga membuat mereka yang memakan secara tidak sadar memikirkan kenangan yang menenangkan.

Ini sangat memuaskan bagi mereka yang berada di militer, yang terkadang harus bertahan dalam penempatan yang lama tanpa kenyamanan rumah.

Es krim membuat prajurit bahagia

Selama Perang Dunia I, alkohol dilarang di kapal Angkatan Laut. Ini berarti bahwa perwira berpangkat lebih tinggi harus menemukan cara untuk membuat anak buahnya bahagia.

Solusinya adalah sesuatu yang sedikit lebih manis daripada alkohol: es krim.

Mereka mengubah setidaknya satu tongkang berpendingin Angkatan Darat menjadi pabrik es krim.

Tongkang itu mampu menghasilkan 10 galon es krim setiap tujuh menit dan dapat menyimpan hingga 2.000 galon makanan beku.

Baca juga: Peran Es Krim dalam Perang Dunia: Segarkan Pasukan, Beri Rasa Bahagia

Es krim disukai saat Perang Dunia II juga

Kecintaan Angkatan Laut terhadap es krim berlanjut hingga Perang Dunia II.

Pelaut Daniel W Klohs mengingat kembali tugasnya di USS Hancock dan saat krunya memberikan 30 galon es krim ke kapal perusak yang mengembalikan pilot.

Ini jadi "preseden baru untuk kembalinya penerbang."

Sebagian besar pelaut dan tentara tidak memiliki akses mudah ke es krim, tetapi kapal pengangkut berisi freezer punya banyak persediaan makanan lezat.

Ini membuat awak kapal perusak senang menyelamatkan pilot karena mereka dihargai dengan makanan untuk usaha mereka.

Pada Mei 1942, USS Lexington diserang secara kritis selama Pertempuran Laut Coral dan lebih dari 200 awak tewas.

Mengikuti perintah untuk meninggalkan kapal, para pelaut masuk ke lemari es dan melahap es krim sebelum melompat ke laut, menurut veteran Angkatan Laut Merle Lebbs.

Marinir juga memiliki kegemaran untuk suguhan lezat.

Pada bulan September 1944, komandan skuadron J Hunter Reinburg ingin melakukan sesuatu untuk krunya, yang ditempatkan di pulau tropis Peleliu yang lembab.

Di situ, Reinburg memutuskan mengubah kompartemen amunisi di pesawat menjadi pembuat es krim.

Caranya dengan mencampur susu kaleng dan bubuk kakao dan terbang ke ketinggian dengan suhu di bawah titik beku, menurut Air & Space.

Baca juga: 15 Resep Es Krim Rumahan, Pakai Bahan Mudah dan Murah

Eksperimen pertama Reinburg tidak cukup berhasil, jadi dalam upaya kedua, dia memindahkan kaleng amunisi dari mesin panas.

Ketika atasan Reinburg mengetahui alasan sebenarnya di balik penerbangan uji ini, alih-alih mendisiplinkan komandan, dia mengatakan bahwa dia ingin ikut serta dalam aksi dan suguhan es krimnya yang lezat.

(Sumber: Kompas.com Penulis Tito Hilmawan Reditya | Editor Tito Hilmawan Reditya)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com