Selain itu, varian Delta Plus ini juga belum masuk ke dalam daftar Varian of Interest atau pun Variant of Concern yang dibuat WHO.
Varian Delta Plus sejauh ini memang belum memiliki bukti akan menyebabkan infeksi atau kesakitan yang lebih parah. Hanya saja bukan berarti kemungkinan lain muncul, karena itu hingga kini penelitian terus dilakukan oleh para ahli untuk mempelajarinya.
Untuk subvarian ini, vaksin virus corona yang saat ini sudah ditemukan dan diberikan kepada masyarakat dunia disebut masih bisa bekerja dengan efektif.
Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan efektivitas vaksin yang telah mereka terima, karena masih bisa efektif melawan infeksi subvarian ini.
Baca juga: Varian Corona AY.4.2 Sudah Masuk Singapura dan Malaysia, RI Waspada
Subvarian baru virus dibedakan oleh adanya dua mutasi pada protein lonjakannya. Kedua protein lonjakan itu disebut Y145H dan A222V.
Meski demikian, tidak ada mutasi dalam domain pengikatan reseptor, yang merupakan bagian dari lonjakan yang mengikat reseptor tertentu pada sel manusia untuk mulai menginfeksi.
Sehingga tidak dapat dibenarkan jika subvarian ini menjadi penyebab utama lonjakan kasus di sejumlah tempat, seperti di Inggris.
(Sumber:Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella | Editor: Sari Hardiyanto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.