Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada La Nina di Indonesia, Ini Dampaknya Menurut BMKG

KOMPAS.com - Curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), penyebab peningkatan curah hujan itu salah satunya adalah fenomena La Nina lemah yang sedang melanda Indonesia.

La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau penyebab curah hujan yang lebih tinggi di suatu wilayah.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (19/10/2021), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, La Nina cukup berpengaruh terhadap peluang curah hujan di Indonesia, tetapi tidak menimbulkan badai.

"Kami mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi curah hujan lebih tinggi akibat kondisi La Nina. Akan tetapi, La Nina ini bukan badai tropis ya," ujar Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, fenomena La Nina terjadi karena pendinginan suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah hingga di bawah suhu normal.

Pendinginan suhu muka laut itu berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah.

Selain itu, angin pasat (trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudra Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia. Kondisi itu menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat.

Oleh sebab itu, air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah. Fenomena yang disebut upwelling ini membuat SML turun.

Dengan demikian, selain angin muson, La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan curah hujan meningkat di Indonesia.

"Dengan kata lain, Indonesia saat ini lebih hangat, di sana lebih dingin, sehingga terjadi anomali atau perbedaan. Secara teori apabila perbedaan itu mencapai minus 0,5 maka itu dinyatakan sebagai ambang batas terbentuknya La Nina," jelasnya.

Dwikorita menambahkan, peristiwa itu menyebabkan terjadinya aliran massa udara basah, tetapi bukan sirkulasi yang kencang seperti saat terjadinya badai tropis.

Dampak La Nina bagi Indonesia

Pasokan aliran massa udara dari Samudra Pasifik menuju ke wilayah Kepulauan Indonesia dapat meningkatkan pembentukan awan hujan dengan tambahan massa udara basah, sehingga mengakibatkan peningkatan curah hujan.

"Berdasarkan hasil monitoring, meskipun La Nina masih lemah, namun harus waspada bila nanti menjadi moderat, karena dampaknya akan lebih dari saat ini," ujarnya.

Penyebab bencana hidrometeorologi

Selain berpengaruh terhadap curah hujan, La Nina juga berisiko meningkatkan ancaman bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah.

Bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi di antaranya longsor, banjir, banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang, dan sebagainya.

Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau agar masyarakat dan pihak berwenang meningkatkan mitigasi bencana hidrometeorologi.

Berdasarkan pengalaman fenomena La Nina tahun 2020, hasil kajian BMKG menyebutkan bahwa curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia meningkat pada bulan November, Desember, dan Januari.

Beberapa daerah bahkan mengalami peningkatan curah hujan berkisar 20 hingga 70 persen di atas normal, seperti Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian Selatan, dan Sulawesi bagian Selatan.

Dwikorita mengatakan, fenomena La Nina kali ini diprediksi memiliki dampak yang relatif sama dengan tahun lalu, yakni peningkatan curah hujan dan berbagai bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah yang rawan.

"Sekali lagi, kami meminta agar seluruh pihak meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjut dari curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi," pungkasnya.

(Penulis: Ellyvon Pranita | Editor: Bestari Kumala Dewi)

Sumber: KOMPAS.com

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/10/24/083000981/waspada-la-nina-di-indonesia-ini-dampaknya-menurut-bmkg

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke