Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kala Kandungan Parasetamol Cemari Teluk Jakarta...

Parasetamol merupakan jenis obat yang sering digunakan untuk meredakan demam maupun nyeri.

Temuan ini dimuat dalam dalam Buletin Polusi Laut yang diterbitkan oleh laman sciencedirect.com dengan judul "Konsentrasi Tinggi Parasetamol dalam Limbah yang Mendominasi Perairan Teluk Jakarta, Indonesia".

Dalam Buletin Polusi Laut tersebut disebutkan bahwa parasetamol dengan konsentrasi tinggi terdeteksi di Angke dengan kadar 610 ng/L dan Ancol dengan kadar 420 ng/L yang mana keduanya termasuk wilayah Teluk Jakarta.

Peneliti mengklaim ini merupakan studi pertama yang melaporkan kandungan parasetamol di laut sekitar Indonesia.

Pemprov DKI lakukan penelusuran

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merespons temuan ini. Seperti diberitakan Kompas.com Jumat (1/10/2021), Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mengusut sumber pencemaran yang menyebabkan Teluk Jakarta mengandung parasetamol tersebut.

"Kami akan dalami dan telusuri sumber pencemarannya," kata Yogi saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (1/10/2021).

Yogi menuturkan, Pemprov DKI Jakarta mengucapkan terima kasih kepada para peneliti yang telah melakukan penelitian di Teluk Jakarta.

Dinas LH sendiri, kata Yogi, secara rutin memantau kualitas air di Jakarta, tetapi tidak mencantumkan variabel pencemaran berupa parasetamol.

"Tapi memang berdasarkan PP 22/2021 tidak ada parameter parasetamol," ujar dia.

Lebih lanjut Yogi mengatakan, temuan parasetamol tersebut memberikan indikasi adanya pencemaran di Teluk Jakarta.

"Sesuatu yang tidak pada tempatnya atau sesuatu yang melebihi kadarnya di suatu tempat adalah pencemaran," ujar dia.

Bahaya kandungan parasetamol dan dugaan penyebabnya

Lantas bagaimana bisa kandungan parasetamol yang merupakan obat pereda demam dan sakit terdapat di perairan Teluk Jakarta? Ada dua kemungkinan asal kandungan parasetamol tersebut.

Hal itu yang diungkapkan oleh Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin. Dikutip dari berita Kompas.com Jumat (1/10/2021), Zainal mengatakan, kandungan tersebut bisa jadi berasal dari limbah farmasi atau berasal dari limbah hasil konsumsi obat.

"Jadi sumber bisa dari industri (farmasi) atau pemakaian," kata Zainal saat dihubungi melalui telepon, Jumat (1/10/2021).

Zainal menjelaskan, parasetamol yang dikonsumsi oleh manusia akan dikeluarkan melalui cairan seni dan kotoran dan mencemarkan air limbah.

"Dan juga pengelola limbahnya yang tidak bagus atau mungkin masyarakat ekonomi lemah ya, sistem pengelolaan limbahnya langsung dibuang ke sungai aja," jelasnya.

Untuk menghindari penggunaan parasetamol yang sering digunakan untuk obat pereda nyeri atau analgesik, Zainal berharap pemerintah bisa memperhatikan kesehatan masyarakatnya.

"Agar pemerintah lebih memperhatikan tingkat kesehatan masyarakat ya," tutur Zainal.

Zainal yang ikut andil dalam penelitian pencemaran air limbah di Teluk Jakarta itu mengatakan, hasil penelitian yang menyebut kandungan parasetamol itu sebagai penelitian awal untuk membuka informasi yang kemungkinan terjadi di laut Indonesia.

"Ini (penelitian) disebut baseline, jadi informasi dasar yang selama ini mungkin sudah terjadi tapi tidak diteliti," ujar dia.

Di sisi lain, Zainal juga mengungkapkan adanya dampak buruk yang muncul karena kandungan parasetamol di Teluk Jakarta.

Konsep dasar sebuah obat, kata Zainal, adalah racun yang masuk ke tubuh sesuai dengan dosis untuk menyembuhkan penyakit tertentu.

"Semua obat itu racun kalau kita menggunakan berlebih. (Itulah) mengapa dokter selalu memberi dosis (misalnya) diminum dua kali sehari, karena ada indikasi. Artinya sama saja, semua obat tidak jauh berbeda,” tutur Zainal.

Kendati begitu, Teluk Jakarta kata dia, saat ini belum memiliki kandungan parasetamol dengan taraf yang mematikan atau hingga beracun.

"Artinya ini kan belum sampai menyebabkan keracunan atau kematian, karena ini kan konsentrasinya nano gram per liter," kata dia.

Namun menurut Zainal hal itu tetap perlu diwaspadai karena kandungan parasetamol di Teluk Jakarta bisa berdampak pada ekosistem hewan yang hidup di daerah tersebut.

"Konsentrasi sangat ini (kecil) tapi memberi dampak bukan ke manusia saja, tapi ke hewan yang ada di sana. Melindungi hak hewan yang (memiliki manfaat) penting bagi kelangsungan hidup kita juga," papar Zainal.

(Sumber:Kompas.com/Singgih Wiryono | Editor: Irfan Maullana, Nursita Sari)

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/10/03/104500981/kala-kandungan-parasetamol-cemari-teluk-jakarta-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke