Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 50 Spesies Laut Tak Dikenal Ditemukan di Dekat Pulau Paskah

Kompas.com - 16/04/2024, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puluhan spesies baru telah ditemukan di sepanjang Salas y Gomez, sebuah pulau kecil di lepas pantai Rapa Nui yang juga dikenal sebagai Pulau Paskah, rumah bagi patung manusia batu moai.

Di antara makhluk yang belum pernah dilihat sebelumnya, peneliti juga menemukan cumi-cumi, ikan, karang, moluska, bintang laut, spons, bulu babi, dan kepiting.

Penghuni lautan tersebut ditemukan selama ekspedisi oleh RV Falkor, kapal penelitian oseanografi yang dioperasikan Schmidt Ocean Institute.

Dalam ekspedisi itu, Schmidt Ocean Institute tengah melakukan survei lingkungan bawah air di Samudra Pasifik, jauh di lepas pantai Chile.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Gunung Bawah Laut, Tingginya Tiga Kali Burj Khalifa


Lebih dari 50 spesies baru ditemukan

Dilansir dari IFL Science, Punggung Bukit Salas y Gomez merupakan bagian dari rangkaian gunung berapi bawah laut di Samudra Pasifik.

Di sana, tim peneliti berhasil mengidentifikasi 160 spesies berbeda, dengan lebih dari 50 di antaranya dianggap baru bagi ilmu pengetahuan.

Mereka juga menemukan hewan terdalam di dunia yang bergantung pada fotosintesis, Leptoseris, yang kerap dikenal sebagai karang keriput.

"Pengamatan ekosistem yang berbeda pada masing-masing gunung bawah laut menyoroti pentingnya melindungi seluruh punggung bukit, bukan hanya beberapa gunung bawah laut," ujar Erin E Easton, Kepala Ilmuwan di Schmidt Ocean Institute.

Asisten Profesor di University of Texas Rio Grande Valley, Amerika Serikat ini berharap, data yang dikumpulkan dari ekspedisi akan membantu pembentukan kawasan perlindungan laut baru, termasuk di laut lepas di Punggung Bukit Salas y Gomez.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Pembentukan Samudra Keenam, Memecah Afrika Jadi Dua Bagian

Selain melacak keberadaan makhluk hidup, ekspedisi tersebut juga melakukan survei hidrografi (pengukuran dan pemetaan perairan) terhadap fitur geografis dasar laut.

Sebanyak 78.000 kilometer persegi dasar laut telah dipetakan, termasuk enam gunung bawah laut yang belum didokumentasikan.

Di lautan terbuka yang luas, gunung bawah laut turut berfungsi sebagai sarang keanekaragaman hayati.

Tempat ini menyediakan permukaan bagi karang laut dalam, bunga karang, ikan, sefalopoda, dan krustasea.

Gunung-gunung bawah laut, seperti yang ditemukan di Punggung Bukit Salas y Gomez, juga berfungsi sebagai "perhentian" penting yang mendukung migrasi makhluk laut seperti paus, penyu, ikan todak, tuna, dan hiu.

Baca juga: Fosil Mesir Purba Jelaskan Cara Paus Pindah dari Hewan Darat ke Laut

Ekosistem asli yang punya keanekaragaman hayati

Dikutip dari laman Livescience, penelitian ini adalah ekspedisi kedua di Salas y Gomez yang dilakukan Schmidt Ocean Institute pada 2024.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com