Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinjau Prabowo, Bagaimana Pelaksanaan Makan Siang Gratis di China?

Kompas.com - 04/04/2024, 11:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon presiden (capres) pemenang Pemilihan Preisden (Pilpres) 2024, Prabowo Subianto meninjau penerapan program makan siang gratis di Beijing No.2 Middle School yang berada di Distrik Dongcheng, Beijing, China pada Selasa (2/4/2024).

Kunjungan ini dilakukan usai bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri (PM) China Li Qiang, dan Menhan China Dong Jun.

Dalam kunjungannya, Prabowo didampingi pihak sekolah dan melihat kantin sekolah di Beijing yang menyediakan makan siang gratis untuk siswa.

Prabowo pun memuji makanan yang disajikan untuk siswa yang terdiri dari protein hewani, sayur-sayuran, dan makanan ringan.

“Sangat sehat,” kata Prabowo, dikutip dari Kompas.com, Rabu (3/4/2024).

Lantas, bagaimana penerapan program makan siang gratis di China?

Baca juga: Ekonom Sebut Program Makan Siang Gratis Lebih Penting dari IKN, Ini Alasannya


Pelaksanaan program makan siang gratis di China

Pemerintah China mulai melakukan program makan siang gratis pada 2011 untuk meningkatkan gizi bagi anak-anak di wilayah pedesaan.

Selama lebih dari 10 tahun, pemerintah menghabiskan 147,2 miliar yuan atau Rp 324,321 triliun untuk program makanan sekolah.

Dikutip dari Nikkei Asia, program ini dilakukan di 1.762 kota di 29 provinsi dan mencakup 40 juta siswa pedesaan pada Mei 2020.

Wakil ketua China Development Research Foundation, Lu Mai mengatakan bahwa program ini telah meningkatkan kondisi fisik anak-anak pedesaan secara signifikan.

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, rata-rata tinggi badan siswi meningkat 1,69 sentimeter antara tahun 2012 hingga 2019 di wilayah yang termasuk dalam program makanan sekolah yang didukung negara.

Baca juga: Soal Anggaran Makan Siang Gratis, Airlangga: Kira-kira Rp 15.000 Per Anak

Selain itu, rata-rata tinggi badan anak laki-laki juga bertambah sebanyak 1,54 sentimeter pada rentang waktu yang sama.

Meskipun demikian, jurnal yang diterbitkan oleh China Economic Review memberikan rekomendasi agar pemerintah lebih memperhatikan detial kajian lebih lanjut, terutama mengenai anak yang terlanjur stunting.

Selain membahas penilaian secara umum, jurnal dengan judul Large-scale school meal programs and student health: Evidence from rural China ini juga membahas tentang hubungan antara manfaat program makan siang gratis dengan siswa yang sudah terlanjur mengalami stunting.

Dalam tinjauan tersebut, peneliti menemukan bahwa makan siang gratis mempunyai dampak yang kecil atau tidak ada sama sekali pada siswa yang paling terpinggirkan dan kemungkinan besar mengalami stunting.

Tak hanya itu, jurnal tersebut juga mengungkapkan, program makan siang gratis tidak memiliki dampak yang berarti pada penurunan angka stunting.

Baca juga: Melihat Program Makan Siang Gratis di India, Anggaran, Skema, dan Dampaknya

Tantangan program makan siang gratis di China

Program yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun ini mempunyai tantangan dari perubahan kondisi perekonomian negara dan perubahan selera masyarakat.

Hingga 2021, rata-rata subsidi pemerintah pusat yang mendukung program ini meningkat dari 3 yuan per anak setiap kali makan menjadi 4 yuan.

Namun, selama periode tersebut, harga makanan pokok naik beberapa kali lipat, sehingga menambah tekanan keuangan pada pemerintah daerah dan sekolah.

Sementara, kualitas program ini juga berbeda-beda di setiap daerah dan tergantung pada penerapannya di tingkat daerah.

Untuk menghadapinya, pejabat daerah setempat dituntut untuk tetap adaptif ketika menjalankan program ini.

Baca juga: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo Dinilai Tidak Tepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com